Ahad 15 Mar 2020 06:48 WIB

Aktivis Gerakan Payung Hong Kong Bebas dari Penjara

Aktivis gerakan Payung Hong Kong menuntut demokrasi penuh dari China.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Aktivis Gerakan Payung Hong Kong Bebas dari Penjara.
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Aktivis Gerakan Payung Hong Kong Bebas dari Penjara.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Aktivis demokrasi Hong Kong Chan Kin-man bebas dari penjara. Ia mengatakan tidak menyesal telah memimpin gerakan 'Payung' pada 2014.

"Hidup di penjara itu sulit, tapi saya tidak menyesal sama sekali, ini harga yang perlu dibayar untuk memperjuangkan demokrasi," kata Chan, seperti dilansir dari Aljazirah, Ahad (14/3).

Baca Juga

Chan disambut oleh lusinan pendukungnya. Sosiolog dan salah satu dari tiga pemimpin gerakan pro-demokrasi di Hong Kong itu dinyatakan bersalah tahun lalu.

Ia dituduh melakukan konspirasi yang menyebabkan gangguan publik. Chan dituduh berperan sebagai orang yang merencanakan dan memobilisasi pengunjuk rasa dalam demonstrasi selama 79 hari.

Aktivis gerakan payung Hong Kong melakukan aksi duduk dengan damai. Mereka memblokir jalan-jalan di pusat keuangan Asia itu. Saat itu demonstran menuntut demokrasi penuh dari China.

Namun, Beijing tidak memenuhi tuntutan mereka. Gerakan ini disebut sebagai gerakan payung karena pengunjuk rasa menggunakan payung untuk melindungi diri dari tembakan gas air mata dan semprotan merica.

Taktik simbolik menggunakan payung ini kembali dilakukan dalam demonstrasi tahun 2019 yang kerap berakhir dengan kekerasan. Protes tahun lalu bermula dari resolusi undang-undang yang mengizinkan tersangka kejahatan di Hong Kong disidang di China daratan yang dikuasai Partai Komunis China.

Banyak demonstran tahun lalu mengatakan protes 2014 mempersiapkan mereka untuk memperjuangkan demokrasi lebih besar lagi. Chan mengatakan ia memahami mengapa pengunjuk rasa muda melakukan 'tindakan intens' dalam unjuk rasa tahun lalu. Menurutnya para demonstran merasa pemerintah tidak lagi adil.

"Saya pikir setelah beberapa bulan terakhir, rakyat Hong Kong mengerti mengapa kami harus pembelotan sipil (melanggar beberapa aturan tertentu) untuk memperjuangkan kebebasan," kata laki-laki berusia 61 tahun itu.

Chan mengatakan ia berencana mengunjungi pengunjuk rasa muda yang ditahan dalam demonstrasi tahun lalu. Ia ingin berbagi pengalamannya dalam bagaimana mempersiapkan metal dalam menghadapi dakwaan yang mereka hadapi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement