Ahad 15 Mar 2020 14:37 WIB

Indef: Paket Stimulus Butuh Kebijakan Moneter Tambahan

Kebijakan moneter tambahan seperti menurunkan kembali suku bunga acuan

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan kepada media tentang Stimulus Kedua Penanganan Dampak Covid-19 di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020).(Antara/Muhammad Adimaja)
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan kepada media tentang Stimulus Kedua Penanganan Dampak Covid-19 di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020).(Antara/Muhammad Adimaja)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho mengatakan, Bank Indonesia sebaiknya kembali melakukan kebijakan moneter yang bersifat melonggarkan (ease monetary policy). Kebijakan ini untuk melengkapi stimulus fiskal dan non fiskal kedua dari pemerintah yang akan berlaku 1 April.

Andry mengatakan, stimulus yang ditujukan untuk sektor manufaktur ini sudah cukup membantu industri dalam menurunkan biaya produksi dan investasi serta menjaga daya beli. "Tapi, ada beberapa hal yang belum cukup," katanya ketika dihubungi Republika, Ahad (15/3).

Baca Juga

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menurunkan kembali suku bunga acuan bank sentral. Sebab, Andry menjelaskan, semakin rendah biaya untuk meminjam (kredit), akan semakin rendah pula biaya dalam melakukan investasi.

Di sisi lain, Andry menambahkan, pemerintah juga harus membantu menjaga pasokan bahan kebutuhan pokok sehingga berimplikasi pada harga yang stabil. Apabila pasokan kebutuhan dalam negeri berkurang akibat pasokan dari Cina terhambat, maka pemerintah perlu mencarikan importir alternatif. "Setidaknya sampai menjelang Lebaran," tuturnya.