Ahad 15 Mar 2020 15:59 WIB

Penumpang Berindikasi Demam Dilarang Naik Kereta Bandara

Penumpang berindikasi demam dengan suhu tubuh 38 derajat celsius dilarang naik kereta

PT Railink memberlakukan larangan naik kereta bandara bagi penumpang yang bersuhu badan 38 derajat Celcius atau lebih sebagai upaya pencegahan tersebarnya virus corona (COVID-19).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
PT Railink memberlakukan larangan naik kereta bandara bagi penumpang yang bersuhu badan 38 derajat Celcius atau lebih sebagai upaya pencegahan tersebarnya virus corona (COVID-19).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Railink memberlakukan larangan naik kereta bandara bagi penumpang yang bersuhu badan 38 derajat Celcius atau lebih sebagai upaya pencegahan tersebarnya virus corona (COVID-19). PT Railink saat ini telah menempatkan petugas untuk melakukan pengecekan suhu badan bagi calon penumpang, di sekitar area Vending Machine atau Meja Informasi (POS) masing-masing stasiun.

“Jika pada saat pengecekan suhu badan ditemukan suhu badan calon penumpang mencapai 38 derajat Celcius atau lebih, maka sesuai rekomendasi petugas kesehatan calon penumpang dilarang melakukan perjalanan menggunakan KA Bandara,” kata Humas PT Railink Diah Suryandari dalam keterangan tertulis di Jakarta, Ahad (15/3).

Baca Juga

Bagi calon penumpang yang sudah memiliki tiket, PT Railink akan mengembalikan penuh biaya pemesanan tiket (100 persen). Tidak hanya itu, bagi penumpang batal berangkat yang membawa pendamping, maka tiket dapat dikembalikan penuh juga, untuk maksimal dua orang dalam satu kode booking dan berbeda kode booking.

Selain menempatkan petugas pemeriksaan suhu badan pada calon penumpang KA Bandara, PT Railink juga menyediakan hand sanitizer di sarana KA Bandara. Tidak hanya melakukan pencegahan lewat pengguna saja, namun kebersihan terhadap sarana dan fasilitas di stasiun pun selalu di jaga.

"PT Railink juga memastikan kebersihan kereta dengan melakukan pencucian dan pembersihan interior KA Bandara dengan desinfektan untuk mencegah penyebaran virus", kata Diah.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement