Ahad 15 Mar 2020 18:57 WIB

Peneliti Kanada Kembangkan Virus untuk Vaksin Anti-Corona

Peneliti mengembangkan partikel mirip virus Corona

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.(CDC via AP, File)
Foto: CDC via AP, File
Ilustrasi virus corona dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.(CDC via AP, File)

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Sekelompok peneliti di Kanada berhasil membuat terobosan baru untuk vaksin dalam mencegah virus korona tipe baru atau Covid-19 semakin meluas. Para peneliti mengambil langkah pertama dengan memproduksi partikel mirip virus dari coronavirus novel.

Perusahaan biofarmasi Medicago yang berbasis di Quebec, Kanada mengatakan, partikel seperti virus kini akan menjalani pengujian untuk keamanan, dan kemanjurannya. Perusahaan tersebut mengatakan, butuh waktu 20 hari untuk mencapai tahap ini dalam proses pengembangan vaksin.

Sementara itu, para peneliti di Ontario, di Pusat Ilmu Kesehatan Sunnybrook berkerja sama dengan University of Toronto mengumumkan pihaknya mengisolasi virus SARS-CoV-2, agen penyebab COVID-19. Berkat kolaborasi yang baik, tim tersebut dapat membiakkan virus dari dua spesimen klinis di fasilitas penahanan Level 3.

"Kami membutuhkan alat utama untuk mengembangkan solusi untuk pandemi ini. Sementara tanggapan langsung sangat penting, solusi jangka panjang datang dari penelitian esensial terhadap virus baru ini," kata ahli mikrobiologi dan dokter penyakit menular di Sunnybrook, Dr. Samira Mubareka dikutip website resmi Sunnybrook Research Institute, Ahad (15/3).

Mereka mengatakan, mengisolasi virus akan membantu para peneliti di Kanada dan seluruh dunia untuk mengembangkan tes diagnostik yang lebih baik. Virus yang terisolasi ini akan membantu para peneliti di Kanada dan di seluruh dunia mengembangkan pengujian diagnostik, perawatan, dan vaksin yang lebih baik, serta mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang biologi, evolusi, dan langkah klinis menangani SARS-CoV-2.

"Para peneliti dari lembaga kelas dunia ini berkumpul bersama untuk berhasil mengisolasi virus hanya dalam beberapa minggu," ujar ahli mikrobiologi klinis di Sunnybrook, Dr. Rob Kozak. "Itu menunjukkan hal-hal menakjubkan yang bisa terjadi ketika kita berkolaborasi," ujarnya menambahkan.

Sementara itu rekan peneliti post-doctoral NSERC di McMaster University Dr Arinjay Banerjee mengatakan, kolaborasi tidak akan berhenti pada tahap itu saja. Sebab, setelah berhasil mengisolasi virus SARS-CoV-2, mereka akan berbagi dengan para peneliti lain dan melanjutkan kerja sama ini.

"Semakin banyak virus yang bisa dihasilkan dengan cara ini, semakin kita bisa belajar, berkolaborasi, dan berbagi," kata dia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, bahwa vaksin untuk COVID-19 dapat memakan waktu selama 18 bulan untuk dikembangkan. Sementara itu, lembaga kesehatan telah menekankan pentingnya mengurangi penyebaran virus dalam jangka pendek melalui langkah-langkah seperti mengisolasi pasien dan secara konsisten mencuci tangan.

Di Ottawa, Rumah Sakit dan Yayasan Queensway Carleton telah mengembangkan pusat pengujian korona dengan cara drive-thru yang akan berlokasi di luar departemen darurat. Itu akan membantu meminimalkan waktu tunggu bagi pasien.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement