Senin 16 Mar 2020 00:50 WIB

Israel Lakukan Terobosan Vaksin untuk Corona

Penerapan vaksin membutuhkan waktu sebelum diuji ke manusia.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Foto: Amir Cohen/Pool Photo via AP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALLEM -- Para ilmuwan di Institut Riset Biologi Israel dilaporkan telah menyelesaikan pengembangan vaksin untuk virus Corona tipe baru Covid-19.

Menurut sumber medis, para ilmuwan memiliki terobosan signifikan dalam memahami mekanisme biologis dan kualitas virus Corona tipe baru.

Tidak hanya itu, para ilmuwan mampu melakukan diagnostik yang lebih baik, seperti produksi antibodi bagi mereka yang sudah memiliki virus hingga mengembangkan vaksin untuk virus.

Proses pengembangan membutuhkan serangkaian tes dan eksperimen yang dapat berlangsung berbulan-bulan sebelum vaksinasi dianggap efektif atau aman untuk digunakan.

Kementerian Pertahanan Israel dalam hal ini tidak terkesan terburu-buru mengklaim laporan itu. Kementerian Pertahanan mengatakan, kini lebih dari 50 ilmuwan berpengalaman meneliti dan mengembangkan obat medis untuk Covid-19.

"Belum ada terobosan dalam upaya lembaga biologi untuk menemukan vaksin untuk virus corona atau untuk mengembangkan alat uji," kata pernyataan Kementerian Pertahanan Israel dikutip Haaretz, Ahad (15/3).

Institute for Biological Research yang terletak di pusat kota Israel Nes Tziona, didirikan pada  1952 sebagai bagian dari Korps Sains Pasukan Pertahanan Israel, dan kemudian menjadi organisasi sipil.

Secara teknis, institut ini berada di bawah pengawasan Kantor Perdana Menteri, dan dalam komunikasi yang erat dengan Kementerian Pertahanan.

Perdana Menteri Benjamin Netanyhu memerintahkan lembaga untuk menggelontorkan sumber daya untuk mengembangkan vaksin COVID-19 pada 1 Februari.

Biasanya, proses panjang percobaan pra-klinis pada hewan akan menjadi fase berikutnya, diikuti oleh uji klinis. Periode ini memungkinkan untuk karakterisasi penuh efek samping dan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana populasi yang berbeda dari manusia dapat terpengaruh.

Namun demikian, kedaruratan global atas pandemi ini dapat mempercepat proses untuk memvaksinasi. Sebab banyak orang yang paling berisiko dapat terpapar virus.

Pengembangan vaksin yang efektif akan mengakhiri krisis global yang disebabkan oleh virus. Hal itu juga akan melindungi populasi dunia untuk wabah yang lebih serius tahun depan, di mana beberapa ahli memperkirakan akan terjadi pada tahun depan.

Menurut laporan Ynet, lima pengiriman sampel virus tiba di Israel dari Jepang, Italia, dan negara-negara lain tiga pekan lalu. Mereka dibawa oleh tim Kementerian Pertahanan yang diamankan khusus ke Institute for Biological Research.

Sampel telah dibekukan hingga -80 derajat Celcius. Menurut sumber kesehatan dan pertahanan, sejak sampel tiba, telah ada pekerjaan intensif, termasuk oleh para ahli terkemuka untuk mengembangkan vaksin.

Para ahli menilai butuh waktu lama mengembangkan vaksin. Sejumlah tim peneliti di seluruh dunia berpartisipasi dalam perlombaan untuk mengembangkan vaksin. Banyak dari mereka pada titik ini berfokus pada cara virus itu muncul pada hewan. Mereka menilai rintangan terbesar adalah cara virus berubah ketika berpindah dari hewan ke manusia.

Tak lama setelah wabah dimulai pada Januari, CHina merilis urutan genetik virus pada database ilmiah terbuka sehingga lembaga penelitian dan perusahaan komersial dapat mencoba mengembangkan perawatan dan vaksin tanpa perlu mendapatkan sampel. Sekitar satu setengah bulan setelah urutan genetik diterbitkan, perusahaan bioteknologi Moderna, Inc., yang berbasis di Boston, Massachussets, mengumumkan telah menyelesaikan kemungkianan dari pengembangan vaksin corona.

Setelah itu vaksin dikirim ke Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, dengan uji klinis yang akan mencakup hingga 25 peserta kesehatan yang dimulai pada April dan berakhir pada musim panas. Vaksin Israel apa pun mungkin juga perlu melalui proses yang serupa atau bahkan lebih ketat sebelum disetujui untuk digunakan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement