Senin 16 Mar 2020 12:46 WIB

Disperindag Jabar Akui Sempat Ada Panic Buying di Bandung

Di Bekasi, Bogor dan Depok terpantau tidak ada panic buying.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
(Foto: Ilustrasi belanja di supermarket)(Flickr)
Foto: Flickr
(Foto: Ilustrasi belanja di supermarket)(Flickr)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jabar memantau di beberapa supermarket di Kota Bandung sempat terjadi panic buying. Menurut Kepala Diseperindag Jabar, M Arifin Soedjayana, pada Ahad (16/3), pihaknya melakukan pemantauan sekitar pukul 10.00.

Dia mengatakan ada informasi di Aprindo (Asosiasi Pedagang Ritel Indonesia) khususnya supermarket Yogya cukup banyak didatangi pembeli."Kami menurunkan empat tim untuk melihat ke semua swalayan yang ada di Bandung Raya. Memang di supermarket Yogya hampir semuanya ada peningkatan konsumen," ujar Arifin kepada wartawan usai Pencanangan Zona Integritas di Lingkungan Disperindag Jabar, Senin (16/3).

Baca Juga

Menurut Arifin, ia bertanya kepada pembeli, ternyata mereka ada yang datang ke supermarket 2 sampai 3 kali. Alhasil, di supermarket terjadi peningkatan jumlah pembeli.

"Ini (pembeli) meningkat misal sampai 200 sampai 300 orang. Ini terjadi dan kemudian yang dibeli kebanyak bahan pokok beras minyak, telur, gula dan lain-lain," katanya.

Oleh karena itu, menurut Arifin, ia  kemarin sdah minta ke Aprindo untuk melakukan evaluasi manakala terjadi pembelian yang tidak wajar untuk dibatasi. Bahkan, di beberapa gerai Yogya akhirnya pembeliannya dibatasi maksimal hanya tiga. Misalnya, minyak hanya tiga kilo. Pembatasan ini, memang kalau untuk konsumen akhir kelihatan kewajarannya.

"Kalau dia beli terlalu banyak dan sampai disimpan lagi itu coba kita larang. Nah untuk supermarket lain seperti Borma, Hypermat kami pantau normal tim sudah turun dan komunikasi," katanya.

Sedangkan untuk daerah lain, kata dia, pada umumnya aman tak ada panic buying. Misalnya di Bogor, Depok, Bekasi, aman. "Dan ke timur aman tidak ada lonjakan pembelian barang," katanya.

Saat ditanya apakah akan ada imbauan pembatasan ke retail, Arifin mengatakan, paling yang dibatasi hanya Yogya saja kerena toko lain juga kunjungannya tidak banyak. "Saya mau cek lagi hari ini karena kejadian ini kemarin kan Pak gubernur mengeluarkan surat dan walikota juga mengeluarkan tapi kita sudah antisipasi," katanya.

Terkait stok, menurut Arifin, di masing-masing Yogya makanan lain di luar gula putih stoknya aman. Untuk gula putih memang hanya ada stok 2 sampai 3 hari ke depan tapi untuk yang lain beras minyak, dan sembako lainnya aman.

"Tapi kan tetap keamanan ini harus dijaga untuk jumlahnya tetap dipantau. Nah kalau memang harus dibatasi baru kita lakukan," kata Arifin.

Untuk stok gula, kata dia, sebenarnya ada sampai dengan akhir Maret ini. Bahkan, sekarang banyak di luar chanel distribusi yann ada menawarkan gula.

"Dan kalau stok ini sepekan ke belakang 150 ribu ton ini harusnya cukup sampai akhir Maret sambil nunggu impor pada April," katanya.

Sedangkan untuk pasar tradisional, menurut Arifin, kondisnya aman seperti biasa. "Pasar tradisional ini tadi pagi tim turun ke lima pasar pantauannya biasa saja," katanya.

Arifin mengimbau pada masyarakat agar tidak perlu panic buying. Masyarakat, saat membeli kebutuhan pokok tidak berlebihan tapi sesuai kebutuhan saja. "Saya sampikan stok di pasaran, distribustor dan pedagang besar aman. Jadi jangan membeli secara berlebihan," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement