Senin 16 Mar 2020 13:13 WIB

Anak-anak Paling Terdampak dalam Konflik Suriah

Lebih dari 4,8 juta anak telah lahir di tengah konflik Suriah

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
Seorang anak yang keluar dari tempat pengungsian yang tidak layak di Idlib, Suriah. Lebih dari 4,8 juta anak telah lahir di tengah konflik Suriah. Ilustrasi.
Foto: The Guardian
Seorang anak yang keluar dari tempat pengungsian yang tidak layak di Idlib, Suriah. Lebih dari 4,8 juta anak telah lahir di tengah konflik Suriah. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Lebih dari 4,8 juta anak telah lahir di tengah konflik Suriah yang berlangsung sejak sembilan tahun lalu. Sementara ribuan lainnya meninggal dan terluka dalam konflik tersebut.

"Perang di Suriah menandai tonggak yang memalukan. Jutaan anak-anak memasuki dekade kedua kehidupan mereka yang dikelilingi oleh perang, kekerasan, kematian dan pemindahan," ujar Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore, dilansir Aljazirah.

Baca Juga

Mengutip data dari 2014 ketika pemantauan resmi dimulai, UNICEF mengatakan bahwa lebih dari sembilan ribu anak-anak terbunuh atau terluka dalam konflik di Suriah. Dalam rentang waktu yang sama, hampir lima ribu anak-anak direkrut ke dalam pertempuran. Selain itu, sekitar seribu fasilitas pendidikan dan kesehatan telah diserang.

"Berhentilah membunuh dan melukai anak-anak. Beri kami akses lintas batas dan lintas perbatasan yang kami butuhkan untuk menjangkau mereka yang membutuhkan. Banyak anak-anak yang menderita terlalu lama," kata Fore.

UNICEF memperingatkan bahwa konflik berkepanjangan di Suriah dapat berdampak pada anak-anak. Direktur Regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Ted Chaiban mengatakan serangan berkelanjutan oleh pasukan pemerintah terhadap kubu pemberontak di Suriah barat laut dapat memberikan dampak berat bagi anak-anak.

Pertempuran di Idlib yang terjadi sejak 1 Desember telah membuat lebih dari 960 ribu orang terlantar, termasuk lebih dari 575 ribu anak-anak. Dua dari lima sekolah tidak dapat digunakan karena hancur dan digunakan sebagai tempat penampungan maupun keperluan militer. Akibatnya, lebih dari 2,8 juta anak-anak di Suriah dan di negara-negara sekitarnya tidak bersekolah.

"Kekerasan masih sangat berkobar di seluruh negeri. Anda memiliki banyak warga sipil yang terperangkap dalam zona perang di barat laut Suriah," ujar Penasihat Advokasi di Dewan Pengungsi Norwegia, Rachel Sider.

"Kami sangat terkejut dengan tidak adanya kekuatan dunia yang telah memungkinkan kekerasan ini lepas kendali dan memungkinkan pihak yang bertikai untuk membunuh, melukai, dan menggusur jutaan warga Suriah di seluruh negeri," kata Sider menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement