REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Warga Kabupaten Purwakarta mengeluhkan gula pasir yang semakin langka. Hingga Senin (16/3) ini, sebagian warga masih kesulitan membeli gula pasir yang biasanya dengan mudah ditemukan di warung atau minimarket.
Salah seorang warga di Kelurahan Ciseureuh, Maria mengaku sejak pekan lalu kesulitan mendapat gula pasir baik di swalayan ataupun warung-warung sembako. Padahal gula menjadi salah satu kebutuhan pangan yang dibutuhkan sehari-hari.
“Iya susah kemarin Sabtu mau beli gula di swalayan kecil sampai besar nggak ada, padahal sebelumnya masih ada,” kata Maria, Senin (16/3).
Ia mengaku harus berkeliling satu toko ke toko lainnya untuk mendapat gula pasir. Ia akhirnya mendapatkan di salah satu swalayan dengan jumlah pembelian yang juga dibatasi.
Untuk harga gula pasir yang dijual yakni Rp 8 ribu untuk setengah kilogram. “Dapatnya juga gula lokal yang ukuran setengah kilogram dan dibatasi belinya,” ujarnya.
Ia pun berharap stok gula pasir di pasaran bisa kembali normal. Sehingga masyarakat tidak kesulitan mendapatkan gula pasir untuk kebutuhan sehari-hari untuk memasak.
Warga lainnya, Milatunnisa (29) juga mengatakan di beberapa toko masih ada yang menjual gula pasir. Namun pembelian dibatasi setiap orangnya dan harga yang sudah di atas normal. Mila mengaku bingung dengan ketersediaan gula pasir yang tiba-tiba langka.
Ia berharap kondisi ini bisa segera normal apalagi nanti jelang ramadhan dan lebaran biasanya kebutuhan pokok kembali melonjak. “Nggak tahu juga kenapa bisa susah begini gula. Mungkin diborong sama tukang kue atau efek panic buying karena corona tapi susah juga kalau langka gini,” kata Mila.
Di pasar, kata dia, gula pasir yang dijual juga harganya sudah melambung. Ditambah gula yang dijual lebih banyak merupakan gula curah lokal.
Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (KUPP) Kabupaten Purwakarta Karliati Djuanda mengakui stok gula pasir di pasaran masih langka. Ini dikarenakan keterbatasan stok bukan hanya di Purwakarta tapi juga secara nasional.
“Stok gudang di pemerintah pusat kosong, semua daerah di Jawa Barat juga menerima dampak,” kata Ati saat dikonfirmasi Republika.
Menurutnya, pemerintah Kabupaten Purwakarta menunggu stok dari pemerintah pusat. Sebab ketersediaan gula pasir di Kabupaten Purwakarta didapatkan dari luar daerah dan impor oleh pemerintah.
Ia menyebutkan saat ini stok masih ada di pasar-pasar tradisional. Diakuinya jumlahnya cukup terbatas dan harganya juga melonjak dari harga normal.
“Masih ada di beberapa pedagang pasar tradisional hanya harga di angka Rp 17 ribu. Padahal kalau normal itu Rp 10.500 sampai Rp 11.000 tergantung penetapan HET,” tuturnya.