REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, Pertanian (KPKP) DKI Jakarta memastikan ketersediaan pangan bersubsidi bagi warga penerima bantuan. Kepastian ketersediaan pasokan pangan subsidi tersebut, menanggapi berbagai kekhawatiran terkait adanya aksi borong sebagian warga di beberapa pasar dan pusat perbelanjaan.
Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Darjamuni mengatakan, warga penerima manfaat pangan bersubsidi dapat melakukan transaksi di beberapa tempat seperti, gerai di kelurahan maupun kecamatan, JakGrosir, JakMart, Mini DC, dan gerai pasar lainnya yang dikelola Perumda Pasar Jaya.
"Saat ini ada kebijakan transaksi di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak atau RPTRA ditiadakan terlebih dahulu selama dua pekan ke depan," kata Darjamuni, Senin (16/3).
Darjamuni juga menegaskan, Dinas KPKP sudah berkoordinasi dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di klaster pangan yakni, Perumda Pasar Jaya, PT Food Station Tjipinang Jaya dan PD Dharma Jaya untuk tetap melakukan pelayanan dan droping stok pangan bersubsidi sesuai permintaan warga.
"Ini menyangkut kebutuhan pangan warga, jadi sangat urgen pada situasi dan kondisi seperti saat ini," terangnya.
Ia menambahkan, penyaluran atau pelayanan pangan bersubsidi dilakukan dengan mekanisme pemilik kartu bernomor genap dilayani pada tanggal genap, begitupun sebaliknya. "Kebijakan ini untuk mengantisipasi berkumpulnya masyarakat dalam jumlah banyak," ujarnya.
Darjamuni mengatakan, pihaknya akan terus mengawasi stok dan harga pangan, khususnya beras. Karena itu, warga Jakarta tidak perlu khawatir dengan kondisi yang terjadi saat ini dari dampak penyebaran Covid-19. Karena pasokan sembako masih cukup aman, bahkan untuk berbagai momen kegiatan keagamaan seperti Ramadhan dan Idul Fitri.
"Kebutuhan beras untuk Jakarta kami jamin aman. Jangan panic buying. Berdasarkan pantauan rutin kami di pasar tradisional dan supermarket beras tersedia," imbuhnya.
Dia menjelaskan, stok beras untuk Jakarta saat ini sebanyak 351.056 ton. Stok tersebut milik Pemerintah yang dicadangkan untuk Jakarta dan tersimpan di Gudang Kanwil Bulog DKI Jakarta. Selain itu, tersedia beras milik BUMD yang tersimpan di gudang PT. Food Station Tjipinang Jaya dan beras milik distributor di Pasar Induk Beras Cipinang.
Darjamuni menambahkan, kebutuhan konsumsi beras per bulan bagi warga Jakarta sekitar 56.000 ton. Dengan jumlah itu maka dapat menjamin kebutuhan aman beras Jakarta hingga lebaran sampai September 2020.
"Ketersediaan beras Jakarta akan tetap stabil hingga akhir 2020, karena sebentar lagi akan terjadi musim panen di berbagai daerah sekitar April. Artinya Beras masuk ke Jakarta akan bertambah dan ini menjamin stok beras Jakarta ke depan," paparnya.
Gubernur DKI Jakarta sebelumnya juga telah memastikan persediaan pangan di Ibu Kota Jakarta aman, meski dalam keadaan waspada COVID-19 dan setiap pusat perbelanjaan penjual bahan-bahan pokok tetap buka.
"Alhamdulillah stok pangan Jakarta cukup baik, kita mendapatkan laporan dari Bulog, bahwa bahkan jika sampai tidak ada pasokan dalam beberapa waktu ke depan saat ini ada masih ada 320.000 ton beras. Tanpa pasokan kita bisa bertahan selama dua bulan," kata Anies pekan lalu.
Lebih lanjut, Anies mengatakan kondisi stok pangan tersebut lebih aman karena Jakarta memiliki tiga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak dalam penyediaan pangan yaitu Tjipinang Station, Food Station dan Perumda Pasar Jaya.