REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memproduksi cairan pembersih tangan secara massal. Hal ini sebagai langkah proaktif menyikapi kelangkaan cairan pembersih tangan tersebut di pasaran. Pembuatan cairan pembersih ini sekaligus upaya preventif terhadap persebaran wabah coronavirus disease (covid-19).
Penanggung jawab produksi cairan pembersih tangantersebut, Raditya Weka Nugraheni mengatakan keberadaan cairan pembersih tangan ini sudah langka di pasaran. Bahkan sangat sulit ditemui di toko maupun pasar swalayan.
"Oleh karena itu, kami berupaya menciptakan formulasi yang tepat agar nyaman ketika digunakan. Kami juga mulai memproduksi secara masal," kata Raditya Weka Nugraheni, Senin (16/3).
Ia menerangkan awal mulanya ini kegiatan pengabdian dari Prodi Farmasi dan Apoteker untuk warga Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES). Ternyata dari pimpinan UMM mereka mendapatkan masukan untuk memperluas cakupan ke seluruh area kampus.
Raditya mengemukakan dalam pekan ini ditargetkan cairan pembersih tangan buatan UMM akan dipasang di seluruh lorong kampus dan disebar di berbagai area. Sesuai hasil telusur di jurnal internasional, bahwa komposisi yang efektif untuk virus corona adalah alkohol 70 persen dan ditambahkan dengan moisturizer agar kulit tidak kering.
Untuk teknis produksinya, UMM melibatkan mahasiswa yang tengah menempuh tugas akhir dan asisten Laboratorium Teknologi Farmasi. "Melalui pelibatan mahasiswa, diharapkan mereka bisa belajar secara langsung mengenai proses pembuatan produk hand sabitizer," kata Raditya.
Sebelumnya, Rektor UMM Fauzan membuat surat edaran perihal Kewaspadaan dan Pencegahan wabah COVID-19 serta Pengelolaan Perkuliahan di UMM. Salah satunya mengimbau kepada seluruh civitas akademika kampus itu untuk menciptakan perilaku hidup sehat dan terhindar dari penyakit.
Selanjutnya, dalam surat edaran yang terbit 15 Maret itu, khusus untuk aktivitas perkuliahan, rektor mengimbau untuk memaksimalkan platform blended learning. Terutama yang telah disediakan universitas melalui laman lms.umm.ac.id, dimana data dosen dan mahasiswa terintegrasi dalam database.
Perkuliahan juga dapat disajikan dalam bentuk kompilasi materi yang disertai panduan penugasan, dan bahan tersebut memiliki tautan yang dapat diakses mahasiswa melalui internet. Terakhir, mengoptimalkan interaksi secara daring dalam berbagai kegiatan akademik.
Tak berbeda dengan UMM, kampus-kampus di Malang, baik negeri maupun swasta juga meniadakan perkuliahan atau konsultasi dengan tatap muka dan diganti dengan kuliah dalam jaringan (online).