Senin 16 Mar 2020 19:48 WIB

Emil: Data Pikobar akan Terus Diperbaiki

Dinas Kesehatan nantinya yang akan bertanggung jawab agar akurat.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan keterangan kepada wartawan usai melakukan video conference dengan Bupati/Walikota se-Jawa Barat di ruang Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat, Kota Bandung, Senin (16/3). Video conference tersebut digelar dalam rangka membahas perkembangan dan pemantauan pencegahan penyebaran virus Corona (Covid-19) di sejumlah daerah di Jawa Barat. Foto: Abdan Syakura(Republika/Abdan Syakura)
Foto: Republika/Abdan Syakura
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan keterangan kepada wartawan usai melakukan video conference dengan Bupati/Walikota se-Jawa Barat di ruang Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat, Kota Bandung, Senin (16/3). Video conference tersebut digelar dalam rangka membahas perkembangan dan pemantauan pencegahan penyebaran virus Corona (Covid-19) di sejumlah daerah di Jawa Barat. Foto: Abdan Syakura(Republika/Abdan Syakura)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jabar Ridwan Kamil, mengakui data yang ada di Pusat Informasi dan Koordinasi Covid19 Jawa Barat (Pikobar) harus terus di-update dan diperbaiki. Karena, ada yang pasien yang sudah sembuh tapi data masih sama. 

Menurutnya, hal tersebut telah disampaikan daerah saat ia menggelar video conference dengan 27 kabupaten/kota.  

Baca Juga

Perlu diketahui, sebelumnya beberapa daerah di Jabar mengeluhkan terkait data yang ada di Pikobar yang tak sesuai. Daerah yang mempertanyakan ke validan data Pikobar salah satunya Depok.

"Misalnya, ada ODP dalam pemantauan lewat dalam 14 hari nanti titik berubah ada biru dengan lingkaran hijau," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan, usai Video Conference dengan kabupaten/kota terkait Covid-19, Senin (16/3).

Kemudian, kata dia, dari Purwakarta ini basis domisili disesuaikan kriterianya. Tapi, secara fisik pasien ada di rumah sakit.

Data ini, akan diperbaiki dan diberi keterangan sampai suatu hari datanya ini memadai lengkap sesuai dengan kebutuhan masyarakat. "Jadi harap dimaklum dulu ini posisi awal data," katanya.

Nantinya, kata Emil, kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) akan bertanggung jawab agar data tersebut akurat. Termasuk Depok, ada masukan jumlah PDP nya tidak sama seperti yang di Depok.

"Poinnya ini, kami coba se-transparan mungkin. Agar, sesuai dengan keinginan masyarakat tes proaktif ini akan membuat sikap proaktif mudah-mudahan ini kita punya pemetaan," katanya.

Terkait kasus Corona yang hasilnya positif, Emil mempersilahkan untuk meng-up date-nya ke pemerintah pusat apakah diumumkan di pusat atau data sementara di daerah untuk diverifikasi di pusat.

Emil mengatakan, ia pun mengucapkan terima kasih pada Mendagri Tito Carnavian yang mengapresiasi Pikobar yang dibuat Pemprov Jabar. Bahkan, Mendagri akan mengirimkan tim agar daerah lain bisa berkonsultasi ke Jabar.

"Kepala BPNB Pak Doni juga mengapresiasi pro aktif tes yang kami lakukan," katanya.

Sebelumya Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Depok, Hardiono memastikan berita terkait peta sebaran kasus virus Corona di Kota Depok adalah hoaks.Dalam berita tersebut yang dikutip dari laman pikobar.jabarprov.go.id mengungkapkan data diseluruh kecamatan di Kota Depok terdapat pasien status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan per Ahad (15/3) terdapat satu orang yang positif terkena virus Corona di Kecamatan Sukmajaya.

"Saya pastikan itu hoaks. Saya sudah cek ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok nggak pernah memberikan data tersebut serta memang tak ada konfirmasi data tersebut," ujar Hardiono di saat dikonfirmasi Republika.co.id, di ruang kerjanya di Balai Kota Depok, Senin (16/3).

Menurut Hardiono, informasi dari laman pikobar.jabarprov.go.id

sangat tidak valid karena tidak tercantum sumbernya.

"Saya nggak mengerti mereka dapat data dan informasinya darimana, kami tidak pernah kasih data dan informasi. Yang jelas jumlah pasien PDP tak sebanyak itu. Catatan kami cuma ada empat pasien PDP dan belum ada kabar satu pasien positif. Adapun dua pasien positif yang sempat dirawat sudah sembuh," jelasnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement