REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Menteri Pertanian Filipina William Dar pada Senin (16/3) mengumumkan kemunculan wabah flu burung H5N6, subtipe virus Avian influenza, di sebuah peternakan burung puyuh yang terletak di Kotamadya Jaen, Provinsi Nueva Ecija.
Dar menyebut bahwa virus flu burung, yang juga menjangkiti sejumlah peternakan lokal pada 2017, terdeteksi setelah tes dilakukan di Nueva Ecija. Peternakan mengalami kematian sekitar 1.500 burung puyuh.
Sejauh ini, pemerintah telah memusnahkan dan mengubur sejumlah 12.000 burung puyuh untuk mencegah penularan infeksi lebih lanjut, menurut Dar yang merujuk pada laporan dari lapangan.
"Situasi saat ini terkendali. Pengawasan dalam radius satu kilometer dan tujuh kilometer akan dilakukan secepatnya untuk memastikan penyakit itu tidak menyebar di sekitar perimeter tersebut," kata Dar.
Pos pemeriksaan karantina hewan juga telah disiapkan untuk membatasi pergerakan masuk dan keluar semua unggas hidup dari area karantina. "Kami ingin menekankan bahwa kasus wabah ini hanya terjadi di satu peternakan saja," ujar Dar.
Juru bicara teknis untuk urusan flu burung, dr. Arlene Vytiaco, menyebut bahwa terdapat kemungkinan penularan kepada manusia melalui kotoran atau keringat, sekalipun sangat tipis. "Angka kematiannya pun nihil," kata Vytiaco.
Dar menyebut kementerian yang dipimpinnya bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam melakukan penyelidikan dan penelusuran kontak untuk menentukan sumber infeksi. Demi memastikan ketersediaan pasokan daging unggas dalam negeri, Dar akan mengizinkan pengiriman anak ayam, telur ayam, serta daging ayam dari sejumlah peternakan yang sudah terlebih dahulu melalui uji dan dinyatakan negatif flu burung.