REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Platform jual beli reksa dana online, Bareksa melaporkan fenomena menarik yang di dunia e-investasi Indonesia. Di tengah ambruknya pasar saham dan finansial global, total dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) marketplace financial Bareksa masih terus bertumbuh.
Menurut data, total AUM Bareksa per 15 Maret 2020 sudah tembus melebihi Rp 2 triliun, naik 20 persen dibanding akhir tahun 2019. Jika dibandingkan dengan angka bulan lalu saat pandemi virus corona membuat bursa saham di berbagai belahan dunia memerah, AUM Bareksa masih naik 12 persen.
IHSG dalam periode yang sama merosot 17 persen. Peningkatan AUM ini didorong nilai subscription atau pembelian reksa dana selama satu bulan terakhir yang menguat 48 persen dibanding bulan sebelumnya. Termasuk didukung oleh Sukuk Ritel seri SR012 yang diterbitkan Pemerintah RI.
Selain itu, jumlah nasabah Bareksa terus bertumbuh. Jumlah nasabah mencapai 800 ribu akun atau sekitar 42 persen dari jumlah investor reksa dana di Indonesia. Co-founder dan CEO Bareksa, Karaniya Dharmasaputra menyampaikan fenomena ini penting bagi industri investasi online.
"Jika tren ini berlanjut, ini merupakan fenomena penting yang menunjukkan potensi fintech di area e-investasi bukan hanya untuk melakukan pendalaman tapi juga stabilisasi market di masa-masa mendatang," katanya dilansir siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (16/3).
Khususnya di saat terjadi guncangan besar di dunia keuangan Indonesia. Bersama-sama pemain lainnya, Bareksa menyatakan siap ikut membantu pemerintah dan OJK dalam meredam dampak pandemi Covid-19 di pasar keuangan kita.