Senin 16 Mar 2020 21:45 WIB

BPS : Ekspor Pertanian Bulan Februari Naik

Kenaikan ekspor pertanian juga berdampak langsung pada kenaikan ekspor Indonesia

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menunjukkan produk tepung kelapa pada pelepasan ekspor komoditas pertanian Gorontalo di Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Rabu (5/2/2020).(Antara/Adiwinata Solihin)
Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menunjukkan produk tepung kelapa pada pelepasan ekspor komoditas pertanian Gorontalo di Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Rabu (5/2/2020).(Antara/Adiwinata Solihin)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai ekspor pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,91 persen month of month (mom) dan 28,04 persen year of year (yoy) dari total USD 0,30 Miliar pada Bulan Februari 2020. Kenaikan terjadi karena produk pertanian seperti biji kakao, sarang burung, tanaman obat, aromatik dan subsektor rempah-rempah mengalami peningkatan signifikan.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik, Yunita Rusanti dalam video telekonferensi di Jakarta, Senin (16/3) mengatakan  kenaikan ini terjadi disaat sektor migas turun sebesar 0,02 persen. "Sedangkan untuk ekspor nonmigas seperti pertanian tetap mengalami kenaikan," ujar Yunita, Senin, 16 Maret 2020.

Yunita mengatakan, kenaikan ekspor pertanian juga berdampak langsung pada kenaikan ekspor keseluruhan Indonesia di bulan Februari 2020 yang mengalami kenaikan sebesar 2,24 persen atau setara USD13,94 miliar.

"Pada Januari lalu sektor pertanian juga mengalami peningkatan ekspor tertinggi YoY dibanding sektor lainnya yang cenderung turun. Sementara, pada sektor industri pengolahan yang sebagian bahan bakunya berasal dari pertanian juga mengalami peningkatan meski hanya sebesar 3,16 persen," katanya.

Disisi lain, sektor pertanian juga merupakan satu-satunya sektor nonmigas yang paling bertahan dari berbagai gejolak dan ancaman krisis, seperti masuknya wabah Covid 19 di Indonesia.

Dalam kesempatan terpisah, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan bahwa sektor pertanian dalam arti luas merupakan sektor yang paling tangguh, terutama dalam mengatasi krisis pertumbuhan pada sektor jasa.

"Saat ini, potensi sektor pertanian dan peternakan sangat potensial menjaga stabilitas ekonomi. Dalam beberapa pengalaman sebelumnya, seperti pada kasus di Sulawesi Selatan, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam mengatasi krisis ekonomi," katanya.

Mengenai hal ini pada kesempatan lainnya, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan agar masyarakat Indonesia tidak meremehkan sektor pertanian sebagai sebuah kebutuhan melawan berbagai krisis. Sektor pertanian, kata dia, adalah sektor yang tangguh dalam membantu stabilitas ekonomi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berharap sektor pertanian dapat berkontribusi lebih besar, baik dari segi ekspor maupun peningkatan pendapatan masyarakat.

“Sektor pertanian ini memberikan kontribusi besar bagi pembanunan ekonomi, baik dalam kontribusi ekspor maupun meningkatkan pendapatan masyarakat,” kata Presiden Jokowi saat berpidato pada pembukaan The 2nd Asian Agriculture & Food Forum (ASAFF) Tahun 2020 Istana Negara, Jakarta, Kamis (12/3).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement