REPUBLIKA.CO.ID, Kadijah Al Kubra adalah seorang pebisnis andal, pengusaha wanita sukses yang disegani. Sebagai seorang saudagar, ia memiliki sejumlah orang kepercayaan yang membantunya menjalankan bisnis. Ia juga senantiasa membagi profit kepada karyawan atau pegawai, bahkan relasi bisnis.
Suatu saat, Khadijah mendengar tentang Muhammad SAW. Yang paling menarik perhatiannya dari putra Abdullah bin Abdul Muthalib itu adalah kisah kejujuran, amanah, dan kemuliaan akhlak.
Singkat kata, Khadijah memercayakan salah satu kafilah dagangnya untuk dikelola Muhammad SAW. Ia memberikan Abu Qasim, julukan Rasulullah, modal yang lebih besar dibanding anak buahnya yang lain. Muhammad SAW berangkat ke Syam, menjalankan perniagaan Khadijah, dan meraih untung besar.
Jiwa bisnis memang mendarah daging dalam diri Khadijah. Sang ayah, Khuwailid, adalah pengusaha sukses yang juga terkenal dermawan. Inilah salah satu faktor yang membentuk Khadijah menjadi pengusaha berbakat.
Dalam Entrepreneur Myth, Michael Garner menyebutkan, ada tiga tipe pelaku usaha; pebisnis, manajer, dan entrepreneur. Pebisnis adalah model pelaku usaha yang umumnya diawali dengan hobi atau keahliannya.
Tipe manajer lebih bersikap teoretis. Ia akan membuat perencanaan yang mendetail sebelum melakukan usaha. Sedangkan, tipe entrepreneur adalah pebisnis sejati. Seseorang yang memiliki mental ini akan mudah mendelegasikan tugas.
Ia lebih fokus memotivasi pegawainya untuk tetap semangat dan berkembang. Tugas pokok dalam bisnisnya adalah melakukan negosiasi dan lobi kepada siapa saja demi pengembangan bisnis.
Khadijah termasuk pengusaha wanita tipe ini. Hampir semua urusan bisnis ia delegasikan kepada orang yang ia percaya. Ia berhasil menjadikan Muhammad SAW yang terkenal jujur (Al Amin) dan memiliki integritas tinggi sebagai mitra bisnis. Kolaborasi Khadijah-Muhammad ini pun sukses dan kerap meraup untung besar dalam perniagaan.
Kisah tentang kegemilangan bisnis Khadijah ini amat jarang dibahas, diungkap, atau disampaikan para ulama, kiai, atau ustaz. Mereka lebih sering membahas istri terkasih Rasulullah itu dalam perannya sebagai pendamping Beliau dalam dakwah Islam. Tidak salah memang.