Senin 16 Mar 2020 23:52 WIB

Ganjar Tutup Destinasi Wisata dan Tempat Hiburan di Jateng

Ganjar telah menutup 55 destinasi wisata di 11 kabupaten/kota di Jateng

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberikan keterangan pers terkait virus Corona (COVID-19) kepada wartawan di rumah dinas Gubernur Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Ahad (15/3/2020).(Antara/Aji Styawan)
Foto: Antara/Aji Styawan
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memberikan keterangan pers terkait virus Corona (COVID-19) kepada wartawan di rumah dinas Gubernur Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Ahad (15/3/2020).(Antara/Aji Styawan)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memutuskan untuk menutup sementara destinasi wisata dan tempat hiburan yang tersebar di provinsi tersebut.

"Kami putuskan semua destinasi wisata dan tempat hiburan ditutup karena kemungkinan persebaran (COVID-19) di sana sangat tinggi," katanya di Semarang, Senin (16/3). Ganjar mengungkapkan hingga saat ini tercatat ada 55 destinasi wisata di 11 kabupaten/kota di Jateng yang ditutup sementara.

Ke-11 kabupaten/kota itu diantaranya, Kota Surakarta, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, Kota dan Kabupaten Semarang, Kabupaten Magelang, Klaten, serta Kabupaten Banyumas. Menurut Ganjar, dalam penanganan COVID-19 ini yang pertama mesti diselamatkan adalah manusia, sebab jika manusia yang diselamatkan, maka perekonomian bisa dihidupkan, tapi jika hanya perekonomian yang jadi fokus, semuanya akan mati.

"Ini jauh lebih penting untuk mencegah dengan baik. Untuk wisatawan lokal tingkat kunjungannya turun mencapai 72,49 persen, dan 88,46 persen penurunan untuk wisatawan asing," ujarnya.

Terkait dengan persoalan pajak tempat hiburan, Ganjar selanjutnya bakal melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota karena seperti diketahui jika salah satu pendapatan asli daerah itu berasal dari pajak tempat hiburan. Selain itu, sepinya tempat-tempat hiburan dan destinasi wisata itu, juga berdampak pada turunnya tingkat keterhunian atau okupansi hotel di sejumlah wilayah sehingga banyak hotel yang minta dispensasi energi dan bahan bakar minyak (BBM).

"Mereka butuh bantuan listrik dan BBM, energi inikan cukup tinggi bagi mereka maka mereka butuh keringanan. Sekarang tingkat hunian hotel turun 11,77 persen dan rata-rata menginap turun 0,6 persen dari 1,36 ke 1,3 persen," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement