REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah menyatakan diri untuk melakukan kembali (buyback) saham. Berdasarkan data dari keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia, jumlah emiten BUMN yang siap melakukan buyback yaitu 10 perusahaan dari 12 BUMN yang ditargetkan.
Dari sektor perbankan, emiten pelat merah yang sudah mengkonfirmasi akan buyback yaitu PT BRI Tbk (BBRI) serta PT BNI Tbk (BBNI) masing-masing senilai Rp 3 triliun dan Rp 1,8 triliun. Ada pun PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) masih belum ada kepastian hingga saat ini.
Sementara itu dari sektor pertambangan, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyatakan siap membeli kembali sahamnya senilai Rp 300 miliar. Lalu PT Timah Tbk (TINS) dan PT Aneka Tambang akan buyback saham masing-masing senilai Rp 100 miliar.
Sedangkan dari sektor konstruksi, emiten pelat merah yang menyatakan kesiapan untuk buyback saham yaitu PT Wijaya Karya (Wika) senilai Rp 300 miliar, PT Adhi Karya (ADHI) Rp 100 miliar, serta PT PP Tbk senilai Rp 250 miliar. Lalu, PT Waskita Karya (WSKT) dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) masing-masing menyediakan dana sebesar Rp 300 miliar dan Rp 500 miliar.
Hingga saat ini, nilai saham yang akan dibeli kembali oleh emiten BUMN sudah mencapai Rp 6,750 triliun. Kementerian BUMN memperkirakan total buyback saham BUMN mencapai sekitar Rp 7 triliun-Rp 8 triliun.
Aksi buyback ini merupakan stimulus yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menekan penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sejak awal 2020, IHSG sudah mengalami penurunan hingga 25 persen secara ytd.