REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kompetisi basket kasta tertinggal di Indonesia, IBL Pertamax 2020, dihentikan untuk sementara waktu. Keputusan tersebut diambil setelah wabah virus corona merebak di seluruh wilayah tanah air.
IBL Pertamax 2020 yang semula akan menggelar seri ketujuh di GOR Bimasakti Malang, Jawa Timur, pada 13-15 Maret lalu, juga diputuskan untuk dihentikan sementara waktu. Keputusan ini diambil demi kepentingan yang lebih besar, yakni kesehatan, pemain, maupun penggemar basket di tanah air.
Louvre Surabaya sebagai salah satu kontestan IBL Pertamax 2020 akan memulangkan anggota timnya. Setelah ada keputusan penundaan, tim Louvre segera kembali ke Surabaya. Sebelumnya, Lovren bersiap mengikuti seri ketujuh di Malang. Pelatih Lovren Andika Supriadi Saputra mendukung sepenuhnya keputusan IBL.
"Pada dasarnya itu keputusan yang baik. Melihat perkembangan dewasa ini. Saya rasa IBL juga sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan semua pemain, dan orang-orang yang terlibat di liga basket ini," ujar Andika dilansir dari laman IBL Indonesia, Senin (26/3).
Untuk rencana ke depan, Louvre akan libur lebih dulu. Sampai ada keputusan lanjutan dari liga. "Setelah kembali ke Surabaya, para pemain akan dipulangkan ke rumah masing-masing. Mereka tetap bisa berlatih di rumah masing-masing. Kami akan keep-contact sampai IBL mengeluarkan keputusan lanjutan," jelas Andika.
Daniel Timothy Wenas, penggawa tim Louvre, mengapresiasi sikap pengelola liga yang menghentikan sementara IBL Pertamax 2020. Karena keputusan tersebut diambil bukan atas dasar reaksi, tetapi lebih kepada bentuk pencegahan.
"Langkah liga memang baik. Ini satu langkah preventif. Jangan tunggu sampai ada yang terkena (virus corona) baru liganya dihentikan," ujar Deniel menjelaskan.
Lebih jauh, Daniel mendukung sepenuhnya keputusan liga demi keselamatan semuanya. Baik itu pemain, ofisial, panitia, bahkan para fan. Kasus ini, lanjut dia, sudah menjadi kasus global. "Jadi wajar bila memang IBL ikut menunda pelaksanaan liga musim ini," katanya menegaskan.