Selasa 17 Mar 2020 10:26 WIB

Brunei Hentikan Sementara Kegiatan di Masjid

Masjid, taklim, dan gedung keagamaan Brunei ditutup satu pekan.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Brunei Hentikan Sementara Kegiatan di Masjid. Masjid Jamik Hassanil Bolkiah di Kampong Kiulap, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.(Reuters/Ahim Rani)
Foto: Reuters/Ahim Rani
Brunei Hentikan Sementara Kegiatan di Masjid. Masjid Jamik Hassanil Bolkiah di Kampong Kiulap, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam.(Reuters/Ahim Rani)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR SERI BEGAWAN -- Dewan Agama Islam Brunei (MUIB) membuat fatwa menghentikan sementara kegiatan di masjid, taklim, dan gedung keagamaan selama satu pekan hingga Senin (23/3). Langkah itu diambil untuk menghentikan penyebaran virus Covid-19.

Dilansir di Borneo Bulletin, Selasa (16/3), fatwa tersebut diumumkan oleh Menteri Agama Awang Badaruddin. "Dengan persetujuan Raja Brunei Hassanal Bolkiah, MUIB sesuai dengan saran dari Departemen Kesehatan dan berdasarkan hukum Syarak yang berkaitan dengan fatwa, masjid, taklim dan gedung keagamaan akan ditutup selama satu pekan," ujar Awang.

Baca Juga

Sebelum periode seperti itu berakhir, MUIB akan menilai situasi terkait wabah ini. Awang mengatakan selama penutupan, mereka akan melakukan proses pembersihan secara bertahap sesuai dengan jadwal.

Shalat berjamaah, termasuk shalat Jumat pada 20 Maret akan ditangguhkan selama periode itu. "Namun, azan masih akan terdengar dan urusan masjid harus berfungsi seperti biasa," katanya.

Dia juga mengatakan antara shalat maghrib dan isya serta sebelum shalat Jumat, jamaah dapat berdoa tolak bala untuk melindungi bangsa dari musibah. "Doa tambahan semacam itu juga bisa diadakan di rumah dan tidak hanya di masjid," ujarnya.

Jika pasien Covid-19 meninggal, para imam harus segera dihubungi untuk menghindari kerumunan besar. Pakaian yang tepat juga harus dipakai untuk mencegah penyebaran virus. Menteri Kesehatan Mohd Isham mengatakan ini juga berlaku untuk kuil dan gereja di negara itu selama satu pekan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement