REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diriwayatkan dengan shahih, hadits Jabir bin Abdullah bahwa di antara utusan Tsaqif ada seorang lelaki yang terkena penyakti lepra. Maka Nabi Muhammad segera mengutus seseorang menemuinya untuk memberi perintah, "Pulanglah, kami sudah membaiatmu." (HR Muslim)
Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari secara mua'llaq dari hadits Abu Hurairah dari Nabi Muhammad bahwa beliau bersabda:
"Hindarilah orang yang terkena lepra seperti halnya kalian menghindari seekor singa."
Sementara dalam Shahih Bukhari dan Muslim diriwayatkan bahwa Nabi bersabda:
"Janganlah (unta) yang sakit itu didekatkan dengan (unta) yang sehat."
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam kitabnya yang berjudul Ath-Thibb an-Nabawi menjelaskan Juadzim (lepra) adalh sejenis penyakit ganas yang terjadi akibat menyebarnya cairan empedu hitam ke sekujur tubuh. Sehingga, mengganggu campuran cairan organ tubuh bersangkutan, bahkan dapat merubah bentuk dan strukturnya. Untuk kemudian merusak hubungan sel-selnya sehingga organ tubuh tersebut rapuh dan berjatuhan. Disebut juga sebagai penyakit singa.
Menurut Ibnu Qayyim, sebagian kalangan beranggapan bahwa semua hadits-hadits ini bertentangan dengan hadits lain yang berlawanan dan bertolakbelakang dengannya.
Ibnu Qayyim kemudian mengutip Ibnu Qutaibah dalam bukunya Ikhtilaf Al Hadits menyebutkan sebuah kisah tentang para musuh hadits dan ahli hadits, di mana mereka menyatakan, "Ada dua hadits yang kontradiktif. Kalian meriwayatkan dari Nabi bahwa beliau bersabda, "Tidak ada yang namanya penyakit menular dan tidak benar adanya ramalan."
Ada seorang sahabat bertanya, "Bukankah kudis itu ada pada bibir seekor unta, lalu menulari unta yang lain?" Beliau menjawab dengan balik bertanya,"Lalu siapa yang menulari unta pertama?"
Kemudian kalian juga meriwayatkan dari Nabi, "Janganlah orang yang berpenyakit berdekatan dengan orang yang sehat."
Juga ada hadits, "Hindarilah orang yang terkena lepra seperti kalian menghindari seekor singa." Ada juga seorang pria penderita lepra yang datang untuk membaiat beliau masuk Islam. Beliau mengutus orang untuk membaiatnya dan menyuruhnya untuk segera pergi dan tidak mengizinkannya bertemu. Beliau bersabda, "Kesialan itu bisa ada pada diri wanita, rumah, dan kendaraan."
Mereka mengatakan, "Ini semua berbeda, tidak ada persamaan antara satu dengan lainnya."
Abu Muhammad berkata, "Kami menegaskan bahwa dalam persoalan ini tidak ada perbedaan pendapat. Masing-masing dari pengertian tersebut memiliki konteks dan letak tersendiri. Kalau masing-masing sudah diletakkan di posisinya, perbedaan pendapat itu dengan sendirinya hilang."
Baca Lanjutannya : https://republika.co.id/berita/q7bks4430/anjuran-nabi-muhammad-untuk-mencegah-penyakit-menular-2