REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Gelandang AC Milan, Lucas Biglia mengkritisi cara Italia merespons corona. Saat ini, lebih dari 15 ribu warga negeri spageti terjangkit covid-19.
Menurut Biglia, sejak awal baik pemerintah maupun warga Italia cenderung meremehkan ancaman ini. Bahkan ada yang tidak mengikuti aturan dari pihak berwenang.
"Kami telah sampai di ambang kehancuran, di mana hari ini dokter bekerja tanpa lelah," kata eks kapten Lazio, dikutip dari Football Italia, Selasa (17/3).
Ia melihat efek domino yang terjadi. Adanya Corona yang terlanjur mewabah, sudah pasti mendatangkan korban. Ribuan orang meninggal dunia. Lebih dari itu, ada pasien yang memiliki penyakit lain tidak mendapatkan perawatan memadai.
"Karena virus corona, orang lain dikesampingkan," ujar Biglia.
Dampak lain terjadi pada dunia sepakbola. Untuk sementara kompetisi Serie A dihentikan. Rencananya pada awal April baru dilanjutkan. Namun situasi bisa berubah, jika korban corona tak kunjung menurun di negeri pizza.
"Para pemain harus mengangkat kepalanaya, dan mengatakan sepakbola perlu dihentikan, karena kami bukan orang yang kebal (terhadap serangan virus)," ujar Biglia.
Sudah beberapa pesepakbola positif terjangkit covid-19. Ada Daniele Rugani, juga Manolo Gabbiadini. Pada intinya menurut Biglia, rekan seprofesinya sudah legowo. Saat ini ada hal yang lebih penting dari aktivitas di lapangan hijau. Kesehatan tetap yang utama dalam menjalani hidup.
Dengan menghentikan kompetisi, otomatis tak ada pertandingan. Aktivitas berkumpul di tribun ditiadakan. Situasi demikian, bisa mengurangi penyebaran virus corona.