Selasa 17 Mar 2020 14:01 WIB

Kampus UMI Makassar akan Produksi Sendiri Desinfektan

Desinfektan ini untuk disemprotkan diseluruh rumah ibadah di Makassar.

Puluhan anggota TNI, anggota Polrestabes Bandung dan instansi pemerintahan melakukan bersih-bersih di alun-alun Bandung mengantisipasi penyebaran wabah virus korona. Tim brimob Polda Jabar melakukan penyemprotan desinfektan di masjid Agung Alun-Alun Bandung, Sabtu (14/3).(Republika/M Fauzi Ridwan )
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Puluhan anggota TNI, anggota Polrestabes Bandung dan instansi pemerintahan melakukan bersih-bersih di alun-alun Bandung mengantisipasi penyebaran wabah virus korona. Tim brimob Polda Jabar melakukan penyemprotan desinfektan di masjid Agung Alun-Alun Bandung, Sabtu (14/3).(Republika/M Fauzi Ridwan )

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia (FTI-UMI) Makassar siap memproduksi desinfektan dalam jumlah banyak. Desinfektan ini untuk disemprotkan diseluruh rumah ibadah di ibu kota provinsi ini.

"Yang terjadi sekarang ini adalah kelangkaan. Kami berharap kehadiran pemerintah di sini dalam melakukan pengawasan dan menjamin ketersediaan bahan bakunya," ujar Dekan Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia (FTI-UMI) Zakir Sabara, Selasa (17/3).

Baca Juga

Ia mengatakan, UMI melalui jejaring perguruan tinggi siap membantu semaksimal mungkin dalam menangani penularan pandemi covid-19 ini. Hanya saja, kehadiran pemerintah daerah sangat dibutuhkan dalam melakukan pengawasan karena disinyalir adanya pihak-pihak yang ingin mengambil untung dalam pandemi ini.

Zakir menerangkan, ada banyak pihak-pihak yang ingin mengambil untung dalam pandemi ini dengan memborong bahan baku. Ini yang terjadi pada kasus masker di mana mulai mahasiswa, aparatur sipil negara (ASN), distributor alat kesehatan dan pengusaha eksportir juga memborong untuk dijual kembali dengan harga yang jauh lebih mahal.

"Kenapa saya katakan demikian, kita bisa mengambil contoh dari kasus masker. Sudah banyak yang diamankan polisi dari berbagai latar profesi, ada distributor alat kesehatan, pengusaha eksportir tidak sesuai bidangnya, ASN dan lainnya. Tujuannya apa, yah meraup untung. Tapi siapa yang dirugikan, jelas masyarakat," katanya.

Dia menyatakan dirinya sudah berkoordinasi dengan beberapa perguruan tinggi lainnya dan semua ingin menjalankan fungsinya dalam pengabdian kepada masyarakat, tetapi terkendala pada bahan baku yang sulit didapatkan.

Menurut dia, pelibatan semua kampus dalam membuat disinfektan kemudian didistribusikan ke semua rumah ibadah tanpa terkecuali. Desinfektan akan didistribusikan baik masjid, gereja, vihara, klenteng dan lainnya akan terasa ringan.

"Jika pemerintah daerah sudah hadir dan menjamin bahan bakunya, kami siap membuatnya. Kami punya banyak mahasiswa tanggap bencana yang akan menjadi relawan dalam penyemprotan disinfektan. Saya bisa menjamin hanya beberapa hari, semua rumah ibadah bisa kita semprot dan berkelanjutan, asalkan baha bakunya ada," ucap dia.

Dia mengaku beberapa langkah kecil dalam mencegah penularan virus Corona atau Covid-19 ini sudah dilakukan. Salah satunya dengan memproduksi ribuan botol antiseptik hand sanitizer kemudian dibagikan secara gratis.

Bahkan saat pertandingan PSM Makassar melawan Barito Putera, pihaknya melalui mahasiswa menyemprotkan cairan hand sanitizer kepada ribuan penonton agar mereka terjaga dan aman dalam penularan tersebut.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement