Selasa 17 Mar 2020 14:37 WIB

Ilmuwan Temukan Katai Putih dalam Sistem Ganda Gerhana

Katai putih dapat memberikan wawasan mengenai 'kematian' bintang.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Bintang katai putih (ilustrasi).(Sciencepic)
Foto: Sciencepic
Bintang katai putih (ilustrasi).(Sciencepic)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --  Tim fisikawan di University of Sheffield menemukan bintang white dwarf atau katai putih dalam biner gerhana. Dari temuan ini, tim berupaya mengartikan bagaimana evolusi biner telah dapat dilihat. 

Sebuah biner gerhana atau sistem bintang ganda terdiri dari dua bintang yang mengorbit satu sama lain dan secara berkala di depan satu sama lain seperti yang terlihat dari Bumi. Bintang katai putih adalah inti terbakar yang tertinggal ketika bintang seperti Matahari mati.

Baca Juga

Katai putih dapat memberikan wawasan kunci ke dalam struktur, evolusi dan kematian bintang-bintang ini untuk pertama kalinya.

Sebagian besar katai putih diperkirakan terbuat dari karbon dan oksigen, serta ada helium. Tim fisikawan berpikir bahwa ini adalah hasil dari pendamping biner yang menghentikan evolusi lebih awal, sebelum mendapat kesempatan untuk menggabungkan helium menjadi karbon dan oksigen.

Pulsasi dari bintang ini ditemukan menggunakan HiPERCAM, kamera berkecepatan tinggi revolusione. Instrumen ini dikembangkan oleh tim yang dipimpin oleh Profesor Vik Dhillon dari Departemen Fisika dan Astronomi University of Sheffield.

Instrumen ini dapat mengambil satu gambar setiap milidetik secara bersamaan dalam lima warna berbeda dan dipasang pada Gran Telescopio Canarias (GTC) 10,4 m, teleskop optik terbesar di dunia di La Palma. Dengan alat ini memungkinkan para peneliti untuk mendeteksi denyut yang cepat dan halus dari katai putih ini.

Steven Parsons, dari Departemen Fisika dan Astronomi yang memimpin penelitian mengatakan bahwa menentukan benda kecil putih tidak mudah. Sebab, katai putih memiliki sekitar setengah dari massa matahari, dikemas menjadi sesuatu ukuran Bumi.

Ini berarti gravitasi sangat kuat pada katai putih, sekitar satu juta kali lebih besar daripada di Bumi. Jadi permukaan white dwarf adalah sama dengan rata-rata manusia dengan bobot hingga 60 juta kilogram.

Gravitasi menyebabkan semua elemen berat di white dwarf tenggelam ke tengah, hanya menyisakan elemen paling ringan di permukaan. Karena itu, komposisi sebenarnya tetap tersembunyi di bawahnya.

Menurut Parsons, penemuan white dwarf sangat penting untuk digunakan. Khususnya gerakan biner dan gerhana yang secara mandiri mengukur massa dan jari-jari bintang.

“Ini membantu kami menentukannya terbuat dari apa. Satu yang lebih menarik, dua bintang di sistem biner telah berinteraksi satu sama lain di masa lalu memindahkan materi bolak-balik diantara mereka,” ujar Parsons, dilansir Yorkshirepost, Selasa (17/3).

Langkah selanjutnya dari penelitian ini adalah untuk terus mengamati white dwarf merekam pulsasi sebanyak mungkin menggunakan HiPERCAM dan Hubble Space Telescope.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement