Selasa 17 Mar 2020 14:54 WIB

Qatar Tutup Masjid Hingga Kondisi Aman dari Corona

Cegah corona, sholat Jumat di masjid di Qatar sementara juga ditiadakan.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Muhammad Hafil
Qatar Tutup Masjid Hingga Kondisi Aman dari Corona. Foto ilustrasi: Masjid Abdullah Bin Ali Al Attiyah, Qatar(Anadolu)
Foto: Anadolu
Qatar Tutup Masjid Hingga Kondisi Aman dari Corona. Foto ilustrasi: Masjid Abdullah Bin Ali Al Attiyah, Qatar(Anadolu)

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Kementerian Wakaf dan Urusan Islam Qatar mengeluarkan kebijakan untuk melakukan penutupan masjid-masjid dan menunda pelaksanaan shalat berjamaah di masjid di tengah mewabahnya virus Corona (Covid-19) yang baru. Dilansir di The Peninsula Qatar, Selasa (17/3), penangguhan itu mulai berlaku dari waktu shalat dzuhur hari ini, Selasa (17/3) waktu setempat.

Selain shalat lima waktu, pelaksanaan shalat Jumat di masjid-masjid juga untuk sementara ditiadakan. Kementerian mengatakan, pembatasan ini berlangsung hingga kondisi ketenangan dan keamanan terjamin bagi jamaah.

Baca Juga

Pemerintah Qatar mengatakan, kebijakan ini diputuskan sesuai dengan maqasid al-sharia (tujuan syariah) yang perhatian utamanya adalah perlindungan kehidupan dan masyarakat dari bahaya. Hal ini juga sejalan dengan fokus Kementerian Kesehatan Masyarakat dalam memerangi virus yang pertama dimulai di Wuhan, China, itu.

Kementerian Wakaf dan Urusan Islam Qatar mendasarkan keputusannya pada fatwa Komite Syariah yang menyatakan bahwa, jika otoritas kesehatan melihat ancaman epidemi begitu jelas, semua pertemuan publik dapat dihindari. Namun demikian, seruan adzan tetap terus digaungkan dari masjid-masjid. Kementerian mengatakan, pihaknya akan terus berhubungan dengan otoritas yang kompeten untuk membuka kembali masjid-masjid begitu ancaman epidemi ini hilang.

Sebelumnya kemarin Senin (16/3), Qatar melaporkan 38 kasus virus Corona baru. Sehingga, total kasus virus tersebut di negara ini menjadi 439. Sementara menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka kematian akibat virus Corona ini telah mencapai 6500 di tengah sekitar 165.000 kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement