Selasa 17 Mar 2020 15:52 WIB

Kala Penyair Musyrik tak Berdaya di Hadapan Mukjizat Alquran

Mukjizat sastrawi Alquran membuat para penyair jahiliyah takluk.

Mukjizat sastrawi Alquran membuat para penyair jahiliyah takluk. Ilustrasi Alquran
Mukjizat sastrawi Alquran membuat para penyair jahiliyah takluk. Ilustrasi Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, Alquran adalah kalam Allah yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada hati Nabi Muhammad SAW yang disampaikan kepada kita secara mutawatir (dari banyak orang) dan membacanya merupa kan ibadah.

Alquran sebagai mukjizat tidak diragukan lagi. Ia begitu mempesona, ungkapannya begitu indah, setiap katanya memiliki makna yang sangat dalam.

Baca Juga

Mukjizat di setiap suratnya, mukjizat di setiap ayatnya, mukjizat di setiap katanya, bahkan mukjizat di setiap hurufnya. 

Alquran ini mukjizat karena ini adalah firman Allah. Bukan perkataan manusia atau perkataan jin. Allah yang memilih kata-katanya, mukjizat dari awal Al Fatihah sampai akhir Annas.

Begitu mempesonanya Alquran ini, sehingga mampu memengaruhi orang yang mendengarnya. Sebagaimana telah memengaruhi se orang tokoh kafir dari Thaif, ahli syair.

Dia adalah Walid bin Mughiroh. Tatkala diperdengarkan Alquran padanya, ia mengungkapkan pada Abu jahal: “Apa yang harus aku katakan mengenainya. Demi Allah tidak ada seorang pun yang lebih tahu tentang syair, baik dan buruknya selainku. Ini bukan syair jin. Demi Allah tidak ada satupun yang menyerupainya. Demi Allah ungkapannya sangat manis, sungguh sangat indah. Mampu menghancurkan apa yang ada di bawahnya. Sungguh sangat tinggi dan tidak ada yang bisa menandinginya (Tafsir At Thobari Juz 24, Hal 25, Ibnu Katsir, Fii Dzilal Juz 3, Hal 17).

Demikian juga tatkala Rasulullah membacakan surat An Najm, tatkala sampai ayat terakhir (ayat sajdah) lalu Rasululluh SAW sujud, maka orang-orangpun sujud termasuk Walid bin Mughiroh (Tafsir At Thobari Juz 18, Hal 663) Mereka sujud karena terpesona dengan Alquran, tetapi karena kesombongannya mereka tetap kafir bahkan menuduh ‘Muhammad sebagai tukang sihir dan Alquran ini sihir’. 

Berbeda dengan Umar bin Khathab tatkala mendengar Alquran yang di bacakan Fatimah adikya, seketika itu luluh hatinya dan masuk Islam. “Sungguh kalam Allah ini mampu menggetarkan jiwa orang yang mau mendengarkan dan mengimaninya”.

Setiap ungkapan dalam Alquran tidak ada yang sia-sia dan bukan tanpa makna. Pasti padanya terdapat hikmah yang dalam. Hanya Allah saja Yang Mahamengetahui hikmahnya. Dan Allah memberikan hikmah itu pada siapa saja yang dikehendaki- Nya (QS Al Baqarah : 269). 

Alquran adalah lautan yang tidak bertepi. Sangat dalam maknanya. Betapa luas hikmahnya, penuh dengan keberkahan. 

Di sana ada hikmah, ilmu, keberkahan, kebaikan, pahala, rahmat, keagungan, nilai, cahaya, ruh, kemuliaan, kesucian, nasihat, hidayah, pelajaran, kabar gembira, peringatan. Subhaanallah “Kami mengimaninya, semua dari sisi Rabb kami.” 

Bagi pecinta kebaikan, maka Alquran itu sumber kebaikan. Bagi yang haus ilmu, maka Alquran itu sumber ilmu. Bagi yang mendambakan kebahagiaan, maka Alquran itu sumber kebahagiaan. Bagi yang merindukan kedudukan di sisi Allah SWT, maka Alquran itu yang akan mengangkat derajat di sisi-Nya. Bagi yang menginginkan kesucian jiwa, maka Alquran yang akan mensucikannya. Bagi yang membutuhkan hidayah, maka Alquran akan menunjukannya.  

 

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement