Selasa 17 Mar 2020 19:09 WIB

Malaysia Umumkan Kematian Pertama Akibat Covid-19

Pendeta 60 tahun jadi korban meninggal pertama di Malaysia akibat Covid-19

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin. Malaysia mengumumkan kematian pertama akibat virus korona tipe baru, Selasa (17/3). Ilustrasi.
Foto: Antara/Agus Setiawan
Perdana Menteri Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin. Malaysia mengumumkan kematian pertama akibat virus korona tipe baru, Selasa (17/3). Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Sekretariat komite manajemen bencana negara bagian Serawak, Malaysia mengumumkan kematian pertama akibat virus korona tipe baru, Selasa (17/3). Dia adalah pasien Covid-19 yang merupakan seorang pendeta berusia 60 tahun.

"Pria itu berasal dari Gereja Baptis Emmanuel di Kuching. Dia meninggal pada pukul 11.00 siang hari ini di Rumah Sakit Umum Sarawak," ujar sekretariat dalam sebuah pernyataan dikutip Channel News Asia, Selasa (17/3).

Terdapat 193 orang yang berkontak dekat dengan pria tersebut. Mereka semua telah dilacak dan sedang menjalani karantina di rumah masing-masing.

Pernyataan menyebut bahwa Sarawak telah mencatat 11 kasus positif baru pada Selasa. Di antaranya enam dari Kuching, tiga dari Limbang, dan masing-masing satu dari Betong dan Lawas.

Kasus-kasus baru tersebut kini dalam masa perawatan di tiga rumah sakit yang ditunjuk di negara bagian. Ketiga rumah sakit itu adalah Rumah Sakit Umum Sarawak, Rumah Sakit Sibu, dan Rumah Sakit Miri.

Sekretariat mengatakan 45 kasus COVID-19 di Sarawak telah ditelusuri ke empat klaster. Empat klaster itu meliputi klaster Sri Petaling, klaster Kuching (gereja), kluster Sarikei, dan satu kluster lagi di Kuching yang sumbernya belum diidentifikasi.

Pada Senin malam, Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin mengumumkan perintah gerakan terbatas bagi seluruh warga Malaysia. Negara berarti melarang warganya untuk pergi ke luar negeri dan orang asing memasuki negara itu selama sekitar dua pekan mulai Rabu untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Sebagai bagian dari kebijakan baru, pertemuan dan gerakan publik di seluruh negara termasuk acara keagamaan, pertemuan olahraga, kegiatan sosial dan budaya akan dilarang. Untuk menegakkan ini, PM menggarisbawahi bahwa semua tempat ibadah dan tempat bisnis harus ditutup kecuali untuk supermarket, toko kelontong, dan toko serba ada yang menjual kebutuhan sehari-hari.

Muhyiddin juga mengumumkan bahwa semua perusahaan akan ditutup kecuali untuk mereka yang terlibat dalam layanan penting. Antara lain seperti air, listrik, energi, telekomunikasi, transportasi, minyak, bensin, keselamatan dan pertahanan. Dengan lebih dari 500 kasus yang dikonfirmasi, Malaysia adalah negara yang paling parah dilanda pandemi Covid-19 Asia Tenggara sejauh ini.

Namun, negara asia tenggara ini bukan negara pertama yang melaporkan kematian yang terkait dengan COVID-19 di wilayah tersebut. Hingga Selasa sore, Indonesia memiliki lima kematian yang dilaporkan sementara Thailand memiliki satu kematian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement