REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 telah memengaruhi banyak aspek kehidupan, di samping aspek kesehatan. Salah satu yang turut terpengaruh oleh pandemi ini adalah metode bekerja.
Selama pandemi Covid-19 berlangsug, tak sedikit perusahaan yang memutuskan untuk menerapkan metode bekerja dari rumah. Langkah tersebut merupakan bagian dari social distancing, menjaga jarak aman antarorang, untuk menghindari pertambahan jumlah kasus infeksi virus corona tipe baru.
Bila sekilas dibayangkan, bekerja dari rumah mungkin tampak sangat menyenangkan. Orang jadi tidak perlu keluar rumah, berdesak-desakan di trasportasi umum, berjibaku di kemacetan lalu lintas, dan bisa dekat dengan keluarga, bahkan memiliki waktu untuk berolahraga.
Namun, bekerja dari rumah bisa menjadi pedang bermata dua. Ada banyak hal yang dapat menyulitkan orang untuk bekerja dengan fokus yang baik dan produktif.
Tumpukan cucian mungkin akan tampak lebih menggoda untuk dikerjakan dibandingkan tugas-tugas yang diberikan oleh atasan. Belum lagi adanya keleluasaan untuk bisa mengakses layanan streaming film karena tidak ada atasan yang melakukan pengawasan langsung.
Di sisi lain, tak semua orang bisa menikmati bekerja seorang diri tanpa kehadiran rekan-rekan kerja. Mereka justru bisa mengalami suasana hati yang kurang baik bila bekerja dari rumah.
Agar bekerja dari rumah bisa berjalan dengan baik tanpa memengaruhi produktivitas dan juga kesehatan mental, ada lima hal yang perlu diperhatikan. Berikut ini adalah bagian pertama dari dua tulisan untuk mengatur strategi bekerja dari rumah, seperti dilansir Time.
Lokasi
Saat bekerja di rumah, jangan pernah mencoba untuk mengerjakan tugas sambil duduk di sofa yang empuk atau sambil berbaring di atas kasur. Sediakan satu ruangan khusus untuk bekerja yang jauh dari berbagai gangguan.
Mengingat saat ini ada anjuran untuk menjaga jarak sosial (social distancing) demi menurunkan risiko penyebaran Covid-19, bekerja di ruang publik, seperti perpustakaan bukan hal yang disarankan. Jadi, pilihlah tempat yang bisa membantu Anda fokus di rumah.
Cari teman
Tak berada di dekat rekan kerja yang suka mengobrol mungkin akan membuat seseorang bisa bekerja lebih produktif. Akan tetapi, menjaga jarak sosial dengan rekan kerja juga bisa memicu timbulnya perasaan terisolasi dan kesepian.
"Kita terbiasa dengan interaksi sosial. (Interaksi sosial) ini memfasilitasi kerjasama dan kedekatan," jelas Dr Thuy-vy Nguyen dari Durham university.
Untuk mengisi kekosongan ini, orang-orang yang sedang bekerja dari rumah bisa tetap menjalin interaksi dengan rekan kerja. Salah satunya adalah melakukan kontak lewat telepon video atau pesan singkat.
Berbagi cerita tentang pengalaman bekerja di rumah dengan teman-teman di luar rekan kantor juga bisa membangkitkan semangat. Ingatlah, selama pandemi virus corona ini bukan cuma Anda yang terkurung di rumah, di depan lapotop.
Miliki rencana
Satu hal yang tak kalah penting ketika bekerja dari rumah adalah memiliki rencana kerja yang baik. Seseorang yang bekerja dari rumah perlu memiliki rencana kerja yang lebih terstruktur dibandingkan saat dia bekerja di kantor.
Rencana kerja ini bisa disusun sedemikian rupa sehingga seseorang bisa mendapatkan jam istirahat yang cukup. Bila tersusun dengan baik, seseorang bahkan bisa memiliki waktu luang di sela-sela pekerjaan untuk melakukan hal-hal lain tanpa mengganggu produktivitas kerja.
Metode komunikasi
Saat bekerja dari rumah, sebaiknya manfaatkan media komunikasi yang lebih dari sekedar surel. Gunakan perangkat digital yang dapat menggantikan interaksi tatap muka di lingkungan kantor dan mampu memfasilitasi komunikasi yang jelas.
Ada beberapa aplikasi yang mungkin membantu. Contoh aplikasi yang bisa bermanfaat adalah Slack untuk bertukar pesan dengan tim kerja dan Zoom untuk konferensi video.
Agar rasa kebersamaan tetap ada, manajer atau ketua tim bisa berinisiatif untuk membelikan satu jenis makanan yang sama dan dikirimkan ke rumah masing-masing anggota. Nantinya, mereka bisa menggelar "pesta" makan siang bersama melalui konferensi video sambil menyantap makanan yang dikirimkan oleh ketua tim di rumah masing-masing.
"Ini merupakan masa depan kerja, jadi kita tidak bisa hanya melakukan hal-hal dengan cara kuno, kita harus menciptakan proses baru," ujar Prithwiraj Choudhury dari Harvard Business School.
Perbedaan cara kerja
Manajer atau ketua tim perlu mengingat bahwa tidak semua anggota timnya senang bekerja dari rumah. Dalam hal ini, manajer atau ketua tim perlu berperan lebih aktif untuk mendampingi anggota yang kesulitan untuk bekerja dari rumah.
"Memberikan pegawai informasi sebanyak mungkin dapat meringankan beban yang diciptakan oleh disrupsi ini," ujar Nguyen.