REPUBLIKA.CO.ID, oleh Rr Laeny Sulystiawati
Baru-baru ini muncul video seorang wanita yang mengaku ditelantarkan sebuah rumah sakit (RS) ketika ingin melakukan tes virus novel corona (Covid-19). Video tersebut diunggah sang pasien dengan latar belakang RS Mitra Keluarga Bekasi, Jawa Barat.
Dalam video berdurasi 1 menit 45 detik itu, tampak seorang wanita mengenakan masker mengaku baru pulang dari negara yang menjadi episentrum corona, yaitu Italia. Dia bercerita bahwa RS tidak bisa melakukan tes corona dan menyarankan agar ke rumah sakit rujukan Corona.
Manajemen RS Mitra Keluarga Bekasi kemudian mengklarifikasi viralnya video tersebut. Manajemen RS tersebut menyebutkan awalnya pasien datang ke Rumah Sakit pada tanggal 12 Maret 2020, dengan keluhan batuk, pilek, sesak dan riwayat perjalanan ke negara terjangkit serta pernah kontak dengan pasien terkonfirmasi positif di negara tersebut.
"Pasien menyampaikan ingin melakukan pemeriksaan untuk memastikan apakah terkena infeksi Covid-19 atau tidak," ujar Manajemen RS Mitra Keluarga Bekasi seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (17/3).
Pihak manajemen RS mengatakan, saat diperiksa, kondisi pasien baik karena tidak mengalami demam, sesak atau tidak memiliki gejala berat terjangkit virus Covid-19 itu. Kendati demikian, berdasarkan protokol dari Kementerian Kesehatan, pasien dinyatakan tidak perlu rawat inap.
"Sesuai dengan pedoman Kementerian Kesehatan, untuk pasien dengan kondisi tersebut tidak diperlukan tindakan rawat inap. Pasien telah diberikan edukasi bahwa pasien harus melaksanakan isolasi mandiri," katanya.
Manajemen RS Mitra Keluarga Bekasi tidak menyanggupi permintaan pasien untuk dilakukan tes Covid-19 karena mengaku ada keterbatasan alat. Mitra Keluarga kemudian meminta pasien untuk melakukan pengecekan di rumah sakit rujukan untuk menangani pandemi Corona.
Pemerintah menyiapkan 227 tambahan rumah sakit (RS) untuk perawatan pasien terinfeksi virus novel corona (Covid-19). Hal tersebut disebabkan makin bertambahnya jumlah kasus pasien yang positif di Indonesia.
Untuk mengantisipasi lonjakan pasien corona di Indonesia, pemerintah kini menyiapkan 227 RS di luar 132 RS rujukan Covid-19 yang sebelumnya sudah ditetapkan. Sehingga, total RS yang disiapkan pemerintah untuk penanganan Covid-19 saat ini menjadi 359 RS.
Penyiapan RS tambahan itu merupakan arahan dari Presiden Joko Widodo, yakni 109 RS milik TNI, 53 RS Polri, 65 RS BUMN. Salah satu RS milik BUMN yang berpartisipasi adalah RS Pertamina yang mendedikasikan seluruh ruangannya untuk pasien kasus Covid-19.
“Sesuai dengan arahan yang disampaikan oleh presiden bahwa 109 RS milik TNI, 53 RS Polri, dan 65 RS BUMN sudah siap untuk melaksanakan perawatan penderita Covid-19,” kata Jubir Pemerintah untuk Covid-19 Achmad Yurianto, Selasa (17/3).
Terus bertambahnya kasus positif Covid-19 menjadi salah satu alasan pemerintah menyiapkan 227 RS tersebut. Saat ini sudah ada 172 kasus pasien positif Covid-19 yang terbanyak di DKI Jakarta.
“Dari 172 ini terbanyak di DKI. Kita maklumi bahwa pintu gerbang masuk (orang dari berbagai daerah) ke DKI cukup besar. Kemudian mobilitas penduduk sangat tinggi, dan kemungkinan terjadinya kontak dari kasus-kasus positif yang kita dapatkan juga cukup besar,” ujar dia.
Ditemukannya banyak kasus pasien positif Covid-19 di Jakarta merupakan hasil dari tracing kontak pasien positif. Tracing kontak tersebut dilakukan oleh jajaran Dinkes DKI yang dibantu oleh unsur kepolisian dan pemerintah daerah.
Dari banyaknya kasus Covid-19 itu tidak semua pasien dirawat di rumah sakit. Yurianto mengatakan masih puluhan kasus yang hasil pemeriksaannya negatif yang diminta untuk self isolated.
“Dari seluruh kasus ini sudah barang tentu yang kita curigai tidak seluruhnya kami rawat di RS. Sebanyak 172 pasien adalah kasus yang dirawat di RS, sementara ada puluhan lagi yang hasilnya masih negatif tapi gejalanya tidak terlalu berat kami minta melakukan self isolated di rumah,” katanya.