Rabu 18 Mar 2020 09:49 WIB

AS Berlakukan Sanksi Baru untuk Iran

AS memasukkan 9 entitas yang terkait dengan Iran ke daftar hitam.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.(AP)
Foto: AP
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani.(AP)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi baru terhadap Iran pada Selasa (17/3). Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, Washington akan mempertahankan tekanan maksimum dalam menghambat kemampuan Teheran untuk mengekspor minyaknya.

Pompeo menyatakan, Departemen Luar Negeri telah memasukkan daftar hitam sembilan entitas yang berbasis di Afrika Selatan, Hong Kong, dan China, serta tiga individu Iran. Mereka dinilai terlibat dalam transaksi signifikan untuk berdagang di petrokimia Iran.

Baca Juga

Pompeo tidak menyebutkan nama individu yang terlibat. Namun, dia menekankan, langkah itu termasuk memasukkan perusahaan keamanan sosial investasi militer dan direkturnya ke daftar hitam untuk berinvestasi di entitas yang terkena sanksi.

Secara terpisah, Departemen Perdagangan AS mengatakan akan menambah enam orang termasuk lima ilmuwan nuklir Iran dan 18 perusahaan ke daftar entitas AS. Mereka membantu program nuklir Iran, rudal Pakistan yang tidak terlindungi, dan upaya modernisasi militer Rusia.

Tanpa menyebutkan nama enam orang tersebut, Departemen Perdagangan mengatakan, langkah itu mencakup satu perusahaan di Iran, dua entitas di China, sembilan di Pakistan, dan lima di Uni Emirate Arab. AS akan membatasi ekspor barang-barang tertentu kepada mereka.

Sumber-sumber yang akrab dengan masalah yang berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas masalah mengatakan, AS tidak mungkin mengurangi sanksi terhadap Iran. Meskipun, ada permintaan dari China karena mempertimbangkan terjadinya pandemi virus corona.

Selain mengumumkan tekanan baru untuk Iran, Pompeo mendesak Iran untuk membebaskan warga AS yang telah ditahan sebagai syarat kemanusiaan karena virus corona. "Kami sadar bahwa mereka memikirkan apakah akan membebaskan mereka atau tidak," kata Pompeo.

Tidak ada daftar jelas berapa banyak orang AS yang ditahan Iran. Namun, tahanan AS yang telah diketahui termasuk ayah dan anak Baquer dan Siamak Namazi, Michael White yang merupakan veteran Angkatan Laut, serta mantan agen FBI yang hilang sejak 2007 Robert Levinson. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement