REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China telah memberikan lampu hijau bagi para peneliti untuk memulai tes vaksin corona ke manusia. Langkah itu dalam upaya mempercepat vaksin untuk Covid-19 yang telah menewaskan lebih dari 7.000 orang di seluruh dunia.
Laporan People's Daily's Party menyatakan, para peneliti di Akademi Ilmu Kedokteran Militer China yang berafiliasi dengan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) menerima persetujuan untuk melakukan uji klinis tahap awal dari vaksin potensial. Uji coba direncanakan mulai pekan ini.
Perincian dalam basis data registrasi uji klinis China menunjukkan bahwa uji Fase 1 akan memeriksa apakah suntikan eksperimental aman pada manusia. Uji coba itu akan merekrut 108 orang sehat untuk ambil bagian antara 16 Maret dan 31 Desember.
Uji coba tersebut akan dilakukan oleh Akademi Ilmu Kedokteran Militer China dan perusahaan bioteknologi Cansino Biologics yang terdaftar di Hong Kong. Langkah itu sesuai dengan harapan para ahli di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang ingin vaksin tersedia cepat.
WHO tidak mengharapkan vaksin yang sepenuhnya diuji dan disetujui untuk mencapai pasar sampai pertengahan tahun depan. Pasalnya, penyebaran virus corona terjadi sangat cepat.
Sebelum China, para ilmuwan di Amerika Serikat telah menguji coba vaksin untuk virus corona lebih dahulu. AS melakukan uji klinis pertama pada Senin (16/3) dengan melibatkan empat orang sehat.
Vaksin itu dikembangkan oleh Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular dan perusahaan biotek AS Moderna. Mereka memprediksi vaksin itu akan siap untuk global sekitar 18 bulan mendatang.