REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Tiga roket menghantam Zona Hijau di dekat Kedutaan Amerika Serikat (AS) di Baghdad pada Selasa malam (17/3). Serangan itu merupakan yang keempat kalinya dalam rentang waktu satu minggu.
Juru bicara koalisi AS, Myles Caggins mengatakan, tiga roket menghantam Zona Hijau, pusat pemerintahan Irak dan kediaman beberapa kedutaan asing. Malam sebelumnya, roket menghantam pangkalan Basmaya di dekat ibu kota Irak. Proyektil mendarat di daerah lahan pertanian dan pabrik. Hingga kini, tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Rabu lalu, rentetan dua lusin roket menghantam Camp Taji, utara Baghdad, menewaskan tiga prajurit koalisi, termasuk dua orang Amerika dan seorang prajurit Inggris. Itu adalah serangan paling mematikan yang menargetkan pasukan AS di Irak, sejak serangan roket akhir Desember di pangkalan Irak. Serangan pada Rabu diikuti oleh serangan lain, pada Sabtu di lokasi yang sama dan melukai lima tentara.
Serangan pertama memicu serangan udara Amerika pada Jumat terhadap fasilitas senjata milik Kataib Hezbollah. Kataib Hezbollah adalah kelompok milisi yang didukung Iran dan diyakini bertanggung jawab atas serangan roket pada hari Rabu.
Militer Irak mengatakan, serangan udara AS menewaskan lima anggota pasukan keamanan dan seorang warga sipil. Serangan itu juga melukai lima anggota Popular Mobilisaton Forces, yakni sebuah organisasi payung dari beberapa kelompok yang didukung Iran.
Kelompok-kelompok milisi Syiah yang didukung Iran bersumpah untuk membalas dendam. Hal itu menandakan siklus kekerasan antara Washington dan Teheran kemungkinan terjadi di Irak.