REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bahana TCW Investment Management meminta investor untuk tetap waspada dalam berinvestasi. Hal tersebut menyusul kondisi perekonomian global yang penuh ketidakpastian akibat meluasnya penyebaran Covid-19.
"Investor disarankan tetap waspada dan berinvestasi secara bertahap," kata Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi Budi Hikmat dalam keterangan tertulis, Selasa (17/3).
Budi juga meminta investor mencermati perkembangan pasar keuangan di Amerika Serikat (AS). Belum lama ini, The Fed kembali memangkas suku bunga dan menyuntikan likuiditas atau operasi quantitative easing (QE) sebesar 700 miliar dolar AS.
Kebijakan bank sentral AS tersebut membuat pasar bereaksi negatif. Dow Futures turun 1.000 poin pada perdagangan di Wall Street yang dibuka Senin pagi. Indeks S&P 500 terpangkas 11,98 persen pada awal pekan ini.
Di samping itu, harga minyak dunia juga sempat anjlok cukup dalam lantaran tidak tercapainya kesepakatan antara Rusia dengan Saudi Arabia mengenai usulan pemangkasan produksi. Menurut Budi, risiko perang minyak ini berpotensi menimbulkan konflik geopolitik.
Adapun, di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah anjlok sekitar 30 persen sejak awal tahun atau berada di level 4.402 pada hari ini, Rabu (18/3). Sementara mata uang rupiah melemah 7,22 persen secara year to date (ytd) ke level 14.925 pada Selasa (17/3).
Di sisi lain, Budi melihat, lesunya IHSG ini menjadi kesempatan bagi investor untuk meraup keuntungan. Secara teknis, IHSG telah memasuki kelebihan jual (oversold) seperti yang ditunjukkan oleh level IHSG yang anjlok lebih rendah dari proyeksi laba.
"Dengan berbagai matriks ini, saham boleh diyakini sudah murah. Ini dapat menjadi moment of truth bagi investor yang berani untuk mengambil posisi untuk keuntungan jangka panjang," ungkap Budi.