REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan pembatasan transportasi massal secara ekstrem pada Senin (16/3) dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan efek kejut terhadap masyarakat Ibu Kota dalam menghadapi COVID-19. Ia ingin warga paham bahwa semua sedang menghadapi kondisi ekstrem.
"Tujuannya mengirimkan pesan kejut kepada seluruh penduduk Jakarta bahwa kita berhadapan dengan kondisi ekstrem. Jadi ketika orang antre panjang, baru sadar, oh iya COVID-19 itu bukan fenomena di WA yang jauh sana. Ini ada di depan mata," kata Anies dalam unggahan video pertemuan pertama Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di DKI Jakarta, Rabu.
Pembatasan ekstrem saat itu menyebabkan masyarakat harus mengantre secara berdempetan untuk menggunakan layanan TransJakarta dan MRT Jakarta, kemudian banyak masyarakat yang mengkritik hal itu.
Meski demikian, Anies mengatakan efek kejut itu dapat membuat warga menghindari tempat keramaian di kemudian hari.