REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menilai Eropa sempat meremehkan wabah virus corona Covid-19. Namun saat ini Benua Biru harus berjibaku menangani penyebaran virus tersebut.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman, Bild, yang diterbitkan Rabu (18/3) Ursula menyebut beberapa pekan lalu langkah-langkah pencegahan yang ekstrem masih terdengar cukup kejam untuk diterapkan. Tapi sekarang, tindakan demikian harus diambil.
"Saya pikir kita semua, yang bukan ahli, awalnya meremehkan virus corona. Tapi sementara itu juga menjadi jelas bahwa ini adalah virus yang akan membuat kita sibuk untuk jangka waktu yang lama," kata dia.
Namun Ursula menolak menggunakan istilah 'perang' terhadap wabah Covid-19 seperti yang digunakan Presiden Prancis Emmanuel Macron. "Saya pribadi tidak akan menggunakan kata itu, tapi saya memahami motivasi Presiden Prancis. Karena virus corona adalah lawan yang luar biasa. Kita tidak melihatnya, tidak memiliki warna, tidak terasa. Namun kita melihat ia menyebar dengan ganas," ujarnya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan Eropa sebagai pusat baru wabah Covid-19. Italia dan Spanyol merupakan dua negara dengan jumlah kasus infeksi terbesar.
Terdapat lebih dari 24 ribu kasus Covid-19 di Italia dengan jumlah kematian melampaui 1.400 jiwa. Spanyol memiliki sedikitnya 9.200 kasus dengan total kematian setidaknya 309 jiwa.