REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah sedang menggodok paket stimulus ketiga untuk mendorong ekonomi Indonesia di tengah tekanan dari penyebaran virus corona (Covid-19). Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan, poin utama yang akan masuk dalam paket itu adalah di bidang kesehatan.
Sri memastikan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan segera mengalirkan dana ke segala kebutuhan di bidang kesehatan melalui paket stimulus ketiga tersebut. Hanya saja, ia belum dapat memastikan nominal dan kelompok masyarakat yang ditargetkan.
“Kita sudah berikan surat edaran dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) menghitung semuanya, Kementerian Kesehatan juga,” ujarnya dalam konferensi pers melalui live streaming, Rabu (18/3).
Salah satu poin yang masuk dalam aspek kesehatan adalah peningkatan kapasitas rumah sakit dan kebutuhan peralatan kesehatan, seperti Alat Pelindung Diri (APD) hingga masker. Sri mengatakan, Kemenkeu sedang menunggu perhitungan kebutuhan ini untuk bisa memformulasikan stimulus yang tepat sasaran dan efektif.
Selain itu, pemerintah juga mempertimbangkan stimulus kepada produsen barang kesehatan untuk mendorong kinerja produksi mereka. "Kami perhatikan mereka dan meyakinkan bahwa mereka bisa melakukan produksinya dan tingkatkan produksi karena permintaan dari masyarakat yang sangat besar," ujar Sri.
Sri berharap, paket ini mampu membantu masyarakat maupun dunia kesehatan di tingkat pusat serta daerah untuk mencegah dan melakukan penanganan Covid-19.
Fokus kedua dalam stimulus ketiga ini adalah safety net atau jaring pengaman sosial. Sri menjelaskan, implementasinya dapat menggunakan saluran baru maupun platform yang sudah ada seperti Program Keluarga Harapan, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) hingga Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Pada intinya, Sri mengatakan, pemerintah berupaya menyalurkan uang untuk masuk ke kantong keluarga. "Jumlahnya berapa, akan kita itung karena masih dinamis. Ini masih belum dipelajari sepenuhnya akan ke mana arahnya," ucapnya.
Stimulus ketiga ini akan menjadi pelengkap dari dua paket stimulus yang sudah terlebih dahulu diluncurkan pemerintah. Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan, stimulus-stimulus ini diberikan dengan memperhatikan karakteristik tiap lapisan masyarakat Indonesia.
Untuk masyarakat paling membutuhkan, selama ini sudah ada program PKH dan BPNT yang kemungkinan akan diintensifkan lagi dalam stimulus berikutnya. Kemudian, Suahasil menambahkan, kelompok atasnya memiliki pendekatan berbeda. "Bukan cash transfer, tapi pengurangan pajak yang harus dibayar," katanya.