REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat sekira 150 kasus demam berdarah dengue (DBD) sejak Januari 2020. Tiga orang di antaranya meninggal dunia akibat DBD. Dari tiga pasien yang meninggal dunia, semuanya berusia dewasa.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat mengatakan, pihaknya tak berhenti melakukan penanganan untuk mencegah penularan kasus DBD di tengah mewabahnya virus korona jenis baru (Covid-19). Pencegahan itu dilakukan dengan terus menyosialisasikan program penyuluhan kepada masyarakat.
"Kita untuk DBD tidak berhenti menangani meski ada Corona," kata dia, Rabu (18/3). Menurut dia, dari 150 kasus yang terkonfirmasi, wilayah yang paling rawan adalah Kecamatan Cibeureum dan Tamansari. Namun, dalam kasus DBD, dapat menyebar ke seluruh kota.
Karena itu, Uus mengimbau warga untuk selalu memperhatikan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Warga juga diminta memperhatikan kebersihan lingkungan. "Kuncinya adalag PHBS," katanya.
Meski begitu, Uus mengatakan, jumlah kasus DBD saat ini mengalami penurunan jika dibandingkan pada periode yang sama pada tahun sebelumnya. Penurunan itu berkisar 20-25 persen.
Menurut dia, penurunan itu terjadi karena pada 2019 Dinas Kesehatan melakukan penyuluhan secara masif. "Tapi kita terus waspada, mudah-mudahan tidak naik lagi. Biasanya tengah tahun bisa naik lagi kasusnya," kata dia.