REPUBLIKA.CO.ID, CHISINAU - Otoritas di tiga negara yaitu Turki, Moldova, dan Brasil pada hari berbeda mengumumkan kematian pertama akibat COVID-19. Pemerintah Moldova mengumumkan kasus kematian pertama pada Rabu (18/3). Demikian keterangan Kementerian Kesehatan.
Moldova merupakan negara di wilayah timur dengan populasi 3,5 juta jiwa. Per hari ini (18/3), jumlah pasien positif COVID-19 di Moldova mencapai 30 jiwa. Parlemen Moldova pada Selasa mengumumkan status darurat guna menekan penyebaran virus.
Sementara itu, otoritas di Turki pada Selasa (17/3) melaporkan kematian pertama akibat COVID-19. Di negara itu, jumlah pasien bertambah dua kali lipat dalam waktu 24 jam dari 47 pasien menjadi 98 pasien.
Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca dalam sesi jumpa pers mengatakan korban meninggal merupakan warga berusia 89 tahun. Ia tertular dari seseorang yang sempat berada di China, pusat penyebaran wabah. Sejauh ini, Turki telah merawat 51 pasien positif COVID-19.
Di wilayah Amerika Selatan, Brasil juga melaporkan kasus kematian pertama akibat COVID-19, Selasa (17/3). Korban merupakan pria berusia 62 tahun dengan riwayat penyakit diabetes dan hipertensi.
Ia meninggal dunia pada Senin setelah memeriksakan diri di rumah sakit swasta di Sao Paulo. Demikian kata pihak pemerintah dalam sesi jumpa pers. Korban tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri.
Di saat yang sama, otoritas setempat juga memeriksa kemungkinan adanya penularan virus pada empat kasus kematian di sejumlah rumah sakit yang tidak disebutkan oleh pemerintah. Selain itu, Presiden Brasil Jair Bolsonaro menjalani pemeriksaan kedua untuk COVID-19. Bolsonaro telah menjalani pemeriksaan COVID-19 pada Jumat dan hasilnya negatif.
Di tengah penyebaran virus, Kongres membatalkan pertemuan demi mencegah penularan COVID-19. Pemerintah Brasil juga mengumumkan akan menutup sebagian perbatasannya dengan Venezuela, Rabu.
Penutupan itu akan mencegah pengungsi dari Venezuela memasuki Brasil. Tetapi aturan itu tidak berlaku untuk kendaraan pengangkut barang. Menteri Kesehatan Brasil Luiz Henrique Mandetta meminta perbatasan ditutup karena menurut dia Pemerintah Venezuela tidak mampu menyediakan layanan kesehatan untuk rakyatnya.