Rabu 18 Mar 2020 19:35 WIB

Manfaat Kalimat Tauhid di Tengah Merebaknya Wabah Corona

Rasulullah SAW menyebutkan manfaat membaca kalimat tauhid.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Rasulullah SAW menyebutkan manfaat membaca kalimat tauhid. Ilustrasi zikir.
Foto: Republika TV
Rasulullah SAW menyebutkan manfaat membaca kalimat tauhid. Ilustrasi zikir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah merebaknya wabah virus corona jenis baru (Covid-19) di Indonesia, rasa takut sesekali menggelayuti hati umumnya manusia. Untuk melawan rasa takut itu, selain diperlukan kewaspadaan diri dan menjalankan pola hidup sehat, umat Muslim juga perlu menghaturkan doa.  

Dalam buku Kumpulan Doa Berdasarkan Alquran dan Sunah karya Sa'id Ali bin Wahf Al Qahthoni dijabarkan, terdapat doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika seseorang dilanda rasa takut. 

Baca Juga

Doa itu justru sangatlah familier bagi umat Islam yaitu penggalan dari kalimat syahadat berbunyi: 

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ

"La ilaha illallah,". Yang artinya: "Tiada Tuhan selain Allah." 

Kalimat tauhid ini memang kerap kita baca begitu saja, tanpa mengetahui manfaatnya. Padahal, sebagaimana mengutip Al Musu’ah Al Fiqhiyyah, dijelaskan bahwa menurut sejumlah ulama seperti Imam Al Qurthubi dan Ibnu Hajar, membaca kalimat tauhid merupakan zikir yang utama setelah membaca Alquran.

Di antara manfaat dari membaca kalimat ini adalah dilindungi dari godaan setan bila dibaca dibaca setiap hari 100 kali. Ini sebagaimana riwayat Imam Bukhari dari jalur Abu Hurairah. 

Sebagai umat Muslim kita perlu menjaga diri sebaik mungkin dari wabah Covid-19 dan dianjurkan untuk membaca doa ketika takut. Semoga dengan membaca doa itu, kita selalu mengingat Allah dan makin dekat kepadaNya. 

Dan semoga, apa-apa yang kita haturkan dan inginkan dari doa yang ada, Allah kabulkan. Termasuk dapat dilindungi dari marabahaya wabah corona saat harus keluar dari rumah atau menjalankan aktivitas di luar rumah yang sulit dihindari. 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement