Kamis 19 Mar 2020 12:41 WIB

Turki Laporkan Dua Kematian Pertama Akibat Virus Corona

Kasus infeksi virus corona di Turki juga melonjak menjadi 191 orang.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Foto: AP Photo/Emrah Gurel
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki melaporkan dua kematian pertama akibat pandemi virus corona atau Covid-19, pada Rabu (18/3) waktu setempat. Sementara kasus yang dikonfirmasi terinfeksi virus corona melonjak drastis menjadi 191 orang.

Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan, seorang pasien pria berusia 61 tahun meninggal pada Rabu. Sebelumnya, Koca juga mengumumkan bahwa seseorang yang berusia 89 tahun meninggal setelah tertular virus dari seseorang yang memiliki kontak dengan orang dari China.

Baca Juga

Koca mengatakan, Turki telah mendiagnosis 93 kasus lagi sepanjang Rabu (18/3). "Sebagian besar dari mereka yang dites positif mulai pulih," katanya dikutip Aljazirah, Kamis (19/3).

Sementara itu, dalam pidato pertamanya menyoal corona, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, pihaknya telah mengerahkan seluruh sumber daya negara seraya berjanji menghilangkan ancaman pandemi ke seluruh wilayah Turki dengan cepat. Erdogan pun langsung mengumumkan pakes dana fiskal senilai 15,4 miliar dolar AS untuk melindungi ekonomi dari krisis akibat penularan pandemi virus corona.

"Tanggung jawab terletak pada setiap warga negara," ujar Erdogan.

"Saya sepenuh hati meyakini bahwa bantuan Allah, dan dukungan bangsa kita, maka kita akan maju lebih kuat menghadapi pandemik ini," ujarnya menambahkan.

Pemerintah Turki akan mendistribusikan masker pelindung dan hansanitizer yang memiliki sifat disinfektan alami, kepada warga di atas 65 tahun di Istanbul dan Ankara. Erdogan menegaskan, bahwa Turki membuat upaya cepat untuk mengembangkan vaksin.

"Wabah seperti itu telah memiliki konsekuensi parah di seluruh dunia, dan bahkan telah menjadi pemicu transformasi politik, sosial, dan ekonomi utama. Kita memasuki era baru, di mana kita cenderung melihat perubahan radikal dalam tatanan ekonomi, politik, dan sosial global," ujar Erdogan.

Wakil presiden Turki Fuat Oktay mengatakan lebih dari 2.800 warga negara Turki dievakuasi dari sembilan negara Eropa yang melarang Ankara untuk membendung penyebaran virus corona. Dia mengatakan, evakuasi selesai pada pukul 6 pagi waktu setempat (03:00 GMT). Sebanyak 2.807 warga negara akan ditempatkan di bawah karantina 14 hari di asrama besar yang terletak di provinsi Istanbul dan Kocaeli.

Turki pekan lalu menutup gerbang perbatasannya untuk penumpang dari Jerman, Spanyol, Prancis, Austria, Norwegia, Denmark, Swedia, Belgia, dan Belanda. Sementara itu, kepala direktorat komunikasi Turki menepis kabar bahwa Ankara akan memberlakukan keadaan darurat atau jam malam dan pembatasan perjalanan karena virus corona.

"Langkah-langkah restriktif komprehensif semacam itu tidak ada dalam agenda kami," ujar Kepala Direktorat Komunikasi Turki Fahrettin Altun. Di amengatakan, langkah-langkah kebijakan baru terkait corona dilakukan degan cara yang transparan, ditentukan, dan rasional.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement