Kamis 19 Mar 2020 12:53 WIB

Wapres Apresiasi Ijtima Dunia Jamaah Tabligh Dibatalkan

Acara ijtima dunia jamaah tabligh di Gowa dibatalkan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Wapres Apresiasi Ijtima Dunia Jamaah Tabligh Dibatalkan. Foto ilustrasi:    Wakil Presiden Maruf Amin melakukan rapat dengan Presiden Joko Widodo melalui video conference dari Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (16/3).(Dok Setwapres)
Foto: Dok Setwapres
Wapres Apresiasi Ijtima Dunia Jamaah Tabligh Dibatalkan. Foto ilustrasi: Wakil Presiden Maruf Amin melakukan rapat dengan Presiden Joko Widodo melalui video conference dari Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (16/3).(Dok Setwapres)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak umat keagamaan untuk sementara tidak menghadiri pertemuan yang berskala besar, termasuk kegiatan ibadah yang dihadiri banyak orang. Wapres Ma'ruf, melalui juru bicaranya, Masduki Baidlowi mengajak masyarakat mendukung pelaksanaan ibadah yang aman dari virus Corona atau Covid-19.

"Acara pertemuan, apalagi dalam skala besar, yang membuat antar orang terjadi kontak langsung, di tengah wabah Covid-19 ini sangat berbahaya, dan membuat penyebaran virus corona makin meraja lela," ujar Ma'ruf, sebagaimana disampaikan Masduki Baidlowi dalam siaran persnya, Kamis (19/3).

Pernyataan tersebut disampaikan Ma'ruf untuk merespon acara gelaran Ijtima Jamaah Tabligh Dunia di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang saat ini sudah dibatalkan oleh otoritas setempat.

Ia pun mengapresiasi kesediaan para pengikut Jamaah Tabligh yang mengurungkan acara Ijtimak di Gowa,  Sulawesi Selatan, sesuai arahan pemerintah demi mencegah penyebaran virus corona. Ia juga mengucapkan terimakasih kepada Mendagri, Kepala BNPB,  Pemprov Sulsel, Pemkab Gowa, serta Polda dan Kodam setempat, yang telah berdialog dan mengajak para pengikut Jamaah Tabligh, untuk mengikuti protokol penanganan Convid-19.

Ketua Umum MUI Pusat itu menerangkan, sudah terbukti pertemuan besar berpotensi besar menjadi tempat penyebaran virus Corona, seperti yang terjadi di Malaysia beberapa waktu lalu.

"Sudah ada bukti,  pertemuan Jamaah Tabligh di Malaysia baru-baru ini, menjadi tempat rawan penyebaran virus yang mendunia ini. Apalagi pesertanya dari berbagai negara, dalam pertemuan model ini, kita rawan tertular, juga rentan menulari orang lain," ujar Ma'ruf.

Ma'ruf secara khusus mengajak umat Islam agar mengutamakan keselamatan dan menjauhi bahaya, sebagaimana yang diajarkan dalam agama. Ia menerangkan, Islam adalah agama salam, menebar keselamatan, menyebar tahmat bagi seluruh alam.

"Mengutamakan keselamatan, baik keselamatan diri sendiri, maupun keselamatan orang lain.  Wa la tulku bi awdiikum ilat tahlukah (jangan ceburkan diri kalian pada kerusakan). Ada kaidah,  dar'ul mafaasid muqoddam ala jalbil mashalih (dahulukan menghindari kerusakan ketimbang menjalankan kebaikan)," ujarnya.

Meskipun, ia memahami Indonesia adalah negara yang warganya religius dan sangat patuh beragama, sehingga banyak kegiataan keagamaan yang bersifat massal. 

Selain itu, ia juga mengimbau hal serupa dilakukan jamaah yang akan menghadiri Penahbisan Uskup Ruteng. Apalagi, Gubernur NTT telah menyampaikan anjuran untuk menunda acara, demi keselamatan dan kesehatan bersama.

Ia juga mengajak para tokoh agama, pimpinan majelis-majelis agama, untuk sama-sama merumuskan pedoman keagamaan, dan menjelaskan ke pemeluk agama masing-masing, tentang pelaksanaan ibadah. Khususnya yang bersifar massal, atau berjamaah, dalam rangka meciptakan iklim ibadah yang kondusif bagi pencegahan penyebaran virus dan penanganannya secara efektif.

"Dalam suasana saling bekerja sama untuk mencegah dan menangani wabah Corona ini, saya mengajak seluruh umat beragama,  untuk menjalankan ibadah, menyelenggarakan kegiatanan keagamaan, dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan, aspek kesehatan bagi sesama," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement