Kamis 19 Mar 2020 13:00 WIB

Seberapa Parah Pelemahan Rupiah?

BI disarankan melakukan trading halt selama sepekan untuk mengantisipasi pelemahan.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Pelemahan rupiah terjadi secara drastis menjadi Rp 15.712 per dolar AS pada Kamis (19/3) dari Rp 15.223 pada hari sebelumnya, menurut Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Pelemahan rupiah terjadi secara drastis menjadi Rp 15.712 per dolar AS pada Kamis (19/3) dari Rp 15.223 pada hari sebelumnya, menurut Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelemahan rupiah terjadi secara drastis menjadi Rp 15.712 per dolar AS pada Kamis (19/3) dari Rp 15.223 pada hari sebelumnya, menurut Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR. Economist Bank Danamon, Wisnu Wardana menilai kondisi ini terjadi di pasar keuangan global secara bersamaan, serta terhadap seluruh kelas aset.

"Volatilitas yang terjadi juga dihadapi oleh mayoritas negara, bukan terisolasi ke negara tertentu, wilayah tertentu, ataupun jenis aset tertentu," katanya pada Republika.co.id.

Baca Juga

Dalam kondisi demikian, Wisnu menilai sangat penting untuk melakulan pengelolaan secara fleksibel dan menjaga likuiditas valas. Hal itu bertujuan agar harga aset sesuai dengan nilai fundamentalnya.

Untuk menjaga kestabilan, BI bisa menetapkan penutupan perdagangan sementara. Namun, kalau pun diterapkan, Wisnu menyarankan agar trading halt dalam proporsi yang seimbang.