Kamis 19 Mar 2020 13:03 WIB

Ijtima Dunia Batal, Bupati Gowa: Mereka Memahami Kondisi

Pemkab Gowa juga sudah mengirim tim kesehatan untuk memeriksa kesehatan peserta.

Rep: Ali Mansur / Red: Agus Yulianto
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo (tengah)
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA --  Bupati Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan, Adnan Purichta Ichsan YL menegaskan, acara ijtima dunia zona Asia yang digagas oleh kelompok Jamaah Tablig telah resmi dibatalkan. Menurutnya, pembatalan ini berdasarkan hasil kesepakatan antara panitia inti bersama dewan syuro Ijtima Zona Asia. Kesepakatan penundaan ini juga disampaikan langsung oleh panitia inti, Ustadz Abdurrahman kepada dirinya. 

Meski dibatalkan, Adnan menyatakan, para peserta dan panitia tidak keberatan, dan tidak ada syarat yang diminta panitia maupun peserta. Sehingga, kepulangan ribuan para peserta yang datang dari berbagai negara Asia dan wilayah se-nusantara dapat berjalan tertib dan lancar.

"Tidak ada (syarat), mereka memahami kondisi," ujar Adnan saat dihubungi Republika.co.id melalui pesan singkat, Kamis (18/3).

Kendati sudah dibatalkan, Adnan meminta agar para peserta ijtimah tidak langsung membubarkan diri, tapi dilakukan isolasi terlebih dulu serta dilakukan penyemprotan disinfektan di lokasi kegiatan sebagai antisipasi penularan virus corona. Isolasi itu dilakukan sampai adanya jadwal kepulangan masing-masing.

"Pemkab Gowa juga sudah mengirim tim kesehatan untuk memeriksa dan melakukan penyemprotan disinfektan dan Insya Allah kami lanjutkan lagi hari ini (Kamis)," terang Adnan.

Selain mengisolasi, Pemkab Gowa juga akan menfasilitasi kendaraan menuju bandara untuk kepulangan para jamaah peserta Ijtima Zona Asia 2020.

Rencananya Ijtima Zona Asia 2020 ini digelar di Pakkatto, Gowa, Sulawesi Selatan, pada 19 sampai 22 Maret. Acara yang dikabarkan melibatkan peserta dari 48 negara sebelumnya menyelenggarakan Tabligh Akbar di Masjid Sri Petaling, Malaysia pada 28 Februari hingga 1 Maret 2020.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement