Kamis 19 Mar 2020 13:20 WIB

Peserta Ijtima Asia dari Mancanegara Dikarantina di Hotel

Peserta Ijtima Asia dari mancanegara dikarantina di hotel milik Pemprov Sulsel.

Red: Nur Aini
Ijtima Jamaah Tabligh Asia(Dok)
Foto: Dok
Ijtima Jamaah Tabligh Asia(Dok)

REPUBLIKA.CO.ID, GOWA -- Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan mulai mendata dan memisahkan jamaah Ijtima Asia yang berasal dari luar negeri dan jamaah tablig dalam negeri untuk selanjutnya dikarantina di hotel milik Pemerintah Provinsi Sulsel.

Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan YL mengatakan, jumlah jamaah tablig dari berbagai daerah di Indonesia sangat banyak jumlahnya dan mereka untuk sementara dipisahkan dari kelompok jamaah asal mancanegara.

Baca Juga

"Langkah yang kami ambil setelah pendataan langsung kita pisahkan dulu antara jamaah tablig dari nusantara dan dari mancanegara kemudian kami karantina," ujarnya di Gowa, Kamis (19/3).

Ia mengatakan semua jamaah yang berasal dari luar negeri akan diperiksa suhu tubuhnya kemudian disiapkan bus untuk diangkut menuju hotel Grand Sayang Park Jalan Manunggal, Maccini Sombala, Makassar. Para jamaah yang jumlahnya ratusan dari sembilan negara seperti Pakistan, India, Malaysia, Thailand, Brunei, Timor Leste, Arab Saudi, Bangladesh dan Filipina itu akan didampingi petugas kesehatan.

"Selama dalam proses karantina, semua jamaah tablig dari luar negeri ini akan terus didampingi tim kesehatan. Mereka akan dipantau terus hingga saat pemulangan ke negaranya masing-masing," katanya.

Adnan di hadapan panitia penyelenggara juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi karena mau menunda kegiatan tersebut dengan mempertimbangkan aspek kesehatan masyarakat banyak.

"Semoga cobaan ini berlalu dengan cepat dan kita semua terhindar dari pandemi Covid-19. Saya bersama masyarakat berharap bisa bertemu lagi dengan ribuan jamaah tablig di lain kesempatan dengan situasi dan kondisi yang jauh lebih baik," ucapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement