Kamis 19 Mar 2020 14:35 WIB

Adisutjipto Belum Terima Instruksi Tutup Rute Internasional

Semua penerbangan internasional Adisutjipto tetap akan dipindahkan ke YIA.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Friska Yolandha
General Manager Bandara Internasional Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengatakan, pihaknya belum menerima instruksi terkait penutupan penerbangan dari pemerintah pusat.
Foto: ANTARA FOTO
General Manager Bandara Internasional Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengatakan, pihaknya belum menerima instruksi terkait penutupan penerbangan dari pemerintah pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- General Manager Bandara Internasional Adisutjipto, Agus Pandu Purnama mengatakan, pihaknya belum menerima instruksi terkait penutupan penerbangan dari pemerintah pusat. Terutama penerbangan internasional baik di Adisutjipto maupun Yogyakarta International Airport (YIA).

"Sekarang belum ada kebijakan lockdown. Intinya terkait hal ini (penutupan penerbangan internasional) kita menunggu dari pusat," kata Pandu yang juga Pelaksana Tugas Sementara (PTS) General Manager YIA tersebut kepada wartawan, Kamis (19/3).

Baca Juga

Terkait beroperasi penuhnya YIA pada 29 Maret 2020 nanti, semua penerbangan dari Adisutjipto tetap dipindahkan ke YIA. Mengingat adanya penyebaran virus corona (Covid-19), pihaknya pun tidak akan menggelar seremonial.

"Untuk pandemik corona kita merasa prihatin di DIY. Saya kira tidak akan mempengaruhi karena kami tidak akan membuat seremonial untuk pemindahan dari Adisutjipto ke YIA," ujarnya.

Saat pemindahan penerbangan nanti, Pandu menyebut akan ada 192 penerbangan yang dipindahkan dari Adisutjipto ke YIA. Baik penerbangan domestik maupun internasional.

"Ada empat penerbangan untuk internasional, sisanya dari 192 pergerakan itu domestik," jelasnya.

Untuk rutenya sendiri, pihaknya akan menyesuaikan terutama pada rute penerbangan internasional. Sebab, ada beberapa rute penerbangan internasional yang sudah ditutup oleh beberapa negara akibat penyebaran Covid-19.

"Nanti kita menyesaikan kalau misalkan negara-negara tertentu yang ada rutenya melaksanakan penutupan atau lockdown. Nanti kebijakannya lockdown ini saya kira dari negara asal. Kalau mereka lockdown, berarti tidak ada rute ke sana, baik Malaysia maupun Singapura," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement