REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengunjungi beberapa industri peralatan medis seperti masker, handsanitizer, dan alat pelindung diri (APD).
Khofifah meminta tambahan pasokan untuk rumah sakit, apotik, dan layanan kesehatan di Jawa Timur, setelah mewabahnya virus Corona. Khofifah juga meminta kuota khusus penambahan masker dan hand sanitizer untuk masyarakat Jawa Timur.
“Saya meminta ada tambahan kuota untuk Jawa Timur supaya bisa membeli secara khusus harian paling tidak selama 14 hari ke depan. Pabrik ini kan lokasinya di Jawa Timur juga, karena dekat kita ingin bisa dikirim setiap hari,” kata Khofifah, Kamis (19/3).
Khofifah menerangkan industri masker, handsanitizer, dan APD yang didatanginya di Jombang dan Gresik, tidak hanya memasok wilayah Jawa Timur saja. Melainkan juga banyak wilayah lain di Indonesia. Bahkan, seiring dengan banyaknya permintaan di pasaran, juga membuat mereka mengirim banyak produk ke daerah lain.
Khofifah melanjutkan, penyebaran virus corona di Jawa Timur juga terbilang cepat. Sudah ada delapan orang yang dinyatakan positif Covid-19 yang bahkan satu di antaranya meninggal dunia. Selain itu ada 64 orang dalam pemantauan (ODP), dan 16 pasien dalam pengawasan (PDP).
Oleh sebab itu, Khofifah merasa butuh ada tambahan kuota suplai APD seperti masker, handsanitizer, di Jawa Timur. Agar kebutuhan tenaga medis, dokter, perawat dan masyarakat yang membutuhkan masker, APD dan juga handsanitizer bisa tercukupi.
“Dengan adanya kuota khusus untuk masyarakat Jatim dan terutama tim dari medical doctor, paramedic, dan yang memberikan layanan kesehatan ke masyarakat, alat pelindung dirinya bisa tercukupi. Jadi diharapkan tidak ada yang kurang, atau tidak tersedia di pasaran,” ujar Khofifah.
Khofifah menjelaskan, industri masker di Jombang misalnya, memiliki kapasitas produksi sebanyak 250.000 masker per harinya. Kemudian untuk APD pabrik tersebut mampu menghasilkan sebanyak 1.000 per harinya.
Khofifah ingin jika biasanya Jawa Timur hanya mendapatkan pasokan maksimal 20 persen dari total produksi, jumlahnya bisa diperbanyak.
“Kuota khususnya berapa yang ditambahkan nanti tergantung industrinya mampu menambah berapa. Karena kita kan juga harus berbagi dengan daerah lain,” ujar Khofifah.