REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN menyampaikan pasokan alat deteksi corona atau rapid test dari luar negeri mulai masuk ke Indonesia. Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan pemesanan alat deteksi corona dilakukan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI, kepada produsen alat deteksi Korona dari Cina.
"Sudah masuk hari ini, masuknya bertahap, hampir tiap hari masuk terus rapid test," ujar Arya saat video conference di Jakarta, Kamis (19/3).
Arya menyebut pengiriman alat deteksi corona dilakukan secara bertahap. Arya belum bisa menyampaikan detail jumlah alat deteksi corona yang masuk pada hari ini. Arya menyebut alat deteksi corona ini sudah sesuai standar yang ditetapkan WHO.
"Belum tahu detailnya, ini baru tahap pertama, masih sedikit, nanti tahap selanjutnya akan makin kencang (pengiriman alat deteksi corona)," ucap Arya.
Arya menyebut proses distribusi alat deteksi corona dilakukan RNI kepada seluruh rumah sakit rujukan penanganan corona yang telah ditetapkan pemerintah. "Penyalurannya akan dikirimkan ke rumah sakit rujukan yang sudah ditunjuk pemerintah," kata Arya.
Sehari sebelumnya, Arya memang menyampaikan RNI sedang berusaha memesan alat deteksi corona atau Rapid Test Corona. Kata Arya, RNI intensif berkomunikasi dengan pabrik yang memproduksi alat deteksi corona di China.
"Kami sudah pesan 500 ribu. Ini RNI yang pesan. Rapid test hasilnya bisa keluar hanya 15 menit sampai 3 jam," ujar Arya dalam video conference di Jakarta, Rabu (18/3).
Arya menyampaikan RNI saat ini masih menunggu persetujuan izin dari Kementerian Kesehatan untuk eksekusi pengadaan alat deteksi corona tersebut. Kata Arya, izin mendatangkan alat deteksi Korona sudah diajukan RNI kepada Kemenkes sejak 10 Maret. Kementerian BUMN berharap Kemenkes segera memberikan lampu hijau untuk RNI mendatangkan alat deteksi corona.