REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman berbicara tentang karantina wilayah atau lockdown terkait langkah antisipasi pemerintah mengatasi penyebaran virus corona jenis baru (Covid-19). Menurut dia, langkah itu tak bisa diambil sembarangan.
Ia mengatakan, perlu banyak pertimbangan untuk wilayah memberlakukan karantina atau tidak. Sebab, akan banyak dampak dari kebijakan lockdown. Apalagi, Indonesia masih sangat bergantung pada barang impor.
"Pemerintah juga dilema apakah menutup secara lockdown atau tidak. Tidak sesederhana itu. Kalau dikunci semua tak ada yang bisa masuk ke dalam," kata dia, Kamis (19/3).
Budi mencontohkan, saat ini gula pasir di Kota Tasikmalaya mulai sulit didapatkan karena stok terbatas dan harga melambung tinggi. Harga gula pasir di pasaran saat ini melambung hingga Rp 19 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogram. Padahal, biasanya harga gula pasir hanya berkisar Rp 12 ribu per kilogram.
Ia menduga, kenaikan harga dan terbatasnya stok gula pasir disebabkan mewabahnya virus korona. Apalagi, kebutuhan gula pasir banyak diimpor dari Cina.
Karena itu, ia meminta warga sementara meminimalisir penggunaan gula pasir. "Pakai gula merah, atau yang lainnya. Karena bagaimanapun kebutuhan indonesia untuk impor itu sangat tinggi," kata dia.
Budi megatakan, pihaknya akan koordinasi dengan instansi terkait agar kebutuhan pokok masyarakat tercukupi. Menurut dia, smapai saat ini kebutuhan pokok lain seperti beras, telur ayam, dan minyak goreng, masih aman untuk 14 hari ke depan.
"Yang kekurangan gula putih, sudah tidak ada," kata dia