REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berupaya memperkuat transaksi pembayaran secara online untuk meningkatkan kemudahan dan keamanan para nasabah. Tercatat, transaksi para nasabah yang dilakukan melalui jaringan elektronik Bank Mandiri pada pekan ini mencapai 5,8 juta transaksi per hari atau naik sekitar 10 persen dibanding akhir pekan lalu.
“Peningkatan karena masyarakat beraktivas di rumah, paling impact Mandiri Online karena perorangan karena kebutuhan pribadi karena tidak mereda dibandingkan kebutuhan bisnis,” ujar Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rully Setiawan di Jakarta, Kamis (19/3).
Menurutnya perseroan berupaya mengembangkan layanan Mandiri Online agar semakin ramah dengan nasabah, serta mampu menjawab berbagai kebutuhan nasabah. Saat ini aplikasi Mandiri Online telah memiliki berbagai fitur seperti biometric login dengan sidik jari serta fitur face recognition pada beberapa tipe telepon pintar.
“Mandiri Online versi terbaru juga dapat menampilkan seluruh informasi simpanan atau pinjaman pengguna Mandiri Online secara terperinci. Kemudahan transaksi finansial Mandiri Online, seperti transfer antar bank yang praktis dan transaksi pembayaran kepada lebih dari 1.800 rekanan juga terbuka luas untuk masyarakat. Inovasi terbaru bisa melakukan pembukaan rekening online atau Online On Boarding dengan menggunakan QR,” jelasnya.
Dia menjelaskan, setelah membuka rekening online dan memperoleh nomor rekening, nasabah dapat langsung mengakses aplikasi Mandiri Online untuk bertransaksi. Semua dapat dilakukan dari ponsel pintar nasabah tanpa perlu datang ke kantor cabang untuk aktivasi.
"Ini akan semakin memperluas akses masyarakat di seluruh penjuru Indonesia terhadap layanan keuangan,” ucapnya.
Ke depan, perseroan akan terus meningkatkan inovasi pada produk Mandiri Online ini agar bisa memenuhi berbagai kebutuhan nasabah dan masyarakat luas. Sedangkan transaksi e-money relatif stabil dengan rata-rata transaksi per hari sebanyak tiga juta transaksi dengan nilai mencapai Rp 45 miliar hingga 15 Maret 2020.
“Terjadi penurunan e-money sekitar sembilan persen karena masyarakat harus bekerja di rumah, paling besar pembayaran tol dan parkir,” ucapnya.