REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Twitter hapus tweet palsu yang mempromosikan tentang perawatan palsu virus corona (Covid-19). Pada Rabu (18/3), Twitter memperbarui kebijakannya dengan melarang tweet yang menginformasikan salah tentang Covid-19. Alasannya, kicauan itu dapat memicu kepanikan atau membahayakan upaya untuk memerangi pandemik.
Dilansir melalui independent pada Kamis (19/3), kebijakan baru itu memungkinkan perusahaan meminta pengguna menghapus tweet anjuran palsu, promosi perawatan palsu atau tidak efektif. Bahkan barbagai konten menyesatkan yang mengaku berasal dari para ahli atau pihak berwenang.
“Kami akan tegas dalam masalah ini dengan mitra terpercaya, termasuk otoritas kesehatan masyarakat dan pemerintah, dan terus berkonsultasi dengan informasi dari sumber-sumber tersebut, ketika meninjau konten,” tulis Twitter dalam laman pribadinya.
Twitter merinci sejumlah contoh tweet yang akan dihapus berdasarkan aturan baru, termasuk klaim bahwa jarak sosial tidak efektif dan berjalan di luar cukup membasmi kuman. Kebijakan baru itu juga melarang tweet yang mengklaim virus corona tidak menginfeksi anak-anak, anjuran mencuci tangan adalah propaganda untuk perusahaan sabun, dan menggunakan minyak esensial mencegah penyebaran Covid-19.
Yang juga tercakup dalam pedoman itu adalah klaim spesifik dan tidak terverifikasi ihwal menghasut orang untuk menyebabkan kepanikan yang meluas, kerusuhan sosial, atau gangguan skala besar, serta klaim spesifik dan tidak terverifikasi yang dibuat orang yang menyamar sebagai pejabat atau organisasi pemerintah atau kesehatan. Twitter juga akan mempertimbangkan menghapus tweet yang dibagikan dari akun parodi atau bercanda.
Kebijakan itu diluncurkan ketika platform media sosial telah mendapat tekanan untuk mengambil sikap lebih agresif terhadap kesalahan informasi virus corona. Langkah ini mengikuti pengumuman dari perusahaan teknologi Facebook, Google, LinkedIn, Microsoft, Reddit, dan YouTube pada awal pekan ini, di mana mereka berkomitmen bekerja sama dengan pemerintah dalam menanggapi pandemik Covid-19.
Dalam pernyataan bersama, perusahaan-perusahaan itu mengatakan akan bekerja untuk memastikan orang dapat tetap terhubung satu sama lain selama isolasi, serta melawan informasi yang salah dan penipuan terkait dengan wabah Covid-19.