Virus corona atau Covid-19 yang sudah mewabah sejak awal tahun ini telah mengerek harga emas ke level tertinggi. Di Indonesia, harga emas Antam yang menjadi patokan menyentuh angka Rp800 ribu per gram.
Ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai rukar Rupiah terhadap Dolar AS nyungsep lantaran corona, harga emas justru mencetak rekor. Memang, kalau dilihat dari datanya fluktuatif, pergerakannya naik turun. Tapi masih stabil dan perkasa.
Baca Juga: IHSG dan Rupiah ‘Terinfeksi’ Virus Corona, Harga Emas Justru Berkilau. Berikut Datanya!
Pergerakan Harga Emas Antam
Pergerakan harga emas Antam
Per 12 Maret 2020, satu gram emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dibanderol seharga Rp831 ribu. Tiga hari sebelumnya, harga emas yang dijual Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini pernah mencapai rekor harga tertinggi sepanjang masa sebesar Rp851 ribu per gram.
Sementara emas yang dijajakan Pegadaian, untuk cetakan Antam dijual seharga Rp854 ribu per gram. Dan Rp851 ribu per gram untuk cetakan UBS. Trennya mengalami peningkatan. Asal tahu, harga emas di tahun 2018 sebesar Rp600 ribu per gram. Lalu naik di kisaran Rp700 ribu per gram pada 2019 dan kini sudah Rp800 ribu setiap satu gramnya.
Jika dihitung sejak 2 Januari 2020, saat harga emas Antam menginjak Rp762 ribu per gram sampai 12 Maret (year to date) seharga Rp831 ribu, berarti harga emas sudah naik sebesar 9,1%.
Harga emas yang terbang tinggi ini merupakan imbas dari kenaikan harga emas dunia atau internasional akibat tersengat sentimen pandemi global virus corona. Harga emas dunia terpantau berada di level USD1.634,92 per 12 Maret.
Sedangkan nilai tukar Rupiah terus bergerak melemah ke posisi 14.490 per Dolar AS. Seperti diketahui, harga emas di dalam negeri juga dipengaruhi kurs Rupiah. Biasanya kalau mata uang Garuda merosot, harga emas malah menguat. Begitupun sebaliknya.
“Dalam jangka panjang, harga emas akan terus meningkat,” proyeksi Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto. Bahkan ada yang memprediksi, harga emas bisa mencapai Rp900 ribu per gram.
Emas Jadi Investasi Paling Aman
Emas jadi investasi paling aman
Laporan perusahaan manajer investasi, PT Eastspring Investments Indonesia menyebut, investor pasar modal, termasuk saham saat ini lebih memilih main aman dalam berinvestasi.
Seperti diketahui, IHSG sudah terjun bebas 13,44% sejak 1 Januari-28 Februari 2020 (year to date). Banyak saham rontok berguguran karena meningkatnya kekhawatiran investor terhadap penyebaran virus corona ke negara lain.
“Volatilitas dinilai masih cukup tinggi dan investor cenderung mengamankan asetnya ke safe havens (lebih aman), yakni obligasi dan emas,” tulis laporan Eastspring Investments Indonesia yang diterima Cermati.com.
Dengan kata lain, meski Covid-19 makin mengganas, bukan berarti Anda menjual seluruh portofolio investasi. Sebab masih ada instrumen investasi, konvensional, namun sangat minim risiko dan menguntungkan seperti emas yang wajib dipertahankan.
Organisasi penyedia jasa audit, tax, dan advisory, Grant Thornton Indonesia dalam ulasannya memprediksi, investasi emas bakal terus meningkat di tahun 2020.
“Nilai emas tidak mudah naik turun, tahan fluktuasi inflasi, serta minim risiko. Apalagi skema investasi emas kian banyak, seperti cicilan ataupun tabungan emas,” kata Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani.
Mau Investasi Emas? Perhatikan Biaya-biaya Berikut Ini
Biaya-biaya dalam investasi emas
Daripada uang ludes karena salah langkah dalam berinvestasi, lebih baik pilih yang pasti-pasti saja, beli emas. Sebelum investasi emas batangan, Anda perlu tahu biaya-biaya ini:
1. Selisih harga jual dan beli emas atau spread
Hal pertama yang harus Anda pahami ketika ingin investasi emas adalah biaya spread. Spread ini adalah selisih harga jual dengan harga beli. Harga jual adalah harga saat Anda membeli emas, sedangkan harga beli maksudnya harga buyback (harga ketika Anda menjual kembali emas di tempat awal membeli).
Sebagai contoh harga emas Antam per 12 Maret 2020 sebesar Rp831 ribu per gram. Harga buyback-nya senilai Rp756 ribu per gram. Jadi ada spread-nya sebesar Rp75 ribu. Jadi lumayan kan selisihnya? Oleh karena itu, investasi emas sebaiknya dilakukan dalam jangka panjang.
2. Pajak
Ingat, membeli emas batangan dikenakan pajak. Sesuai aturan pungutan PPh 22 atas pembelian emas sebesar 0,45% untuk yang memiliki NPWP, dan non-NPWP sebesar 0,9%.
3. Biaya Titip Emas
Emas sudah dibeli, tapi khawatir jika menaruhnya di rumah, apalagi di bawah bantal. Risiko kehilangan sangat besar. Jadi, lebih baik menitipkannya ke bank maupun lembaga terpercaya, seperti Pegadaian, Antam, dan lainnya. Akan tetapi, Anda perlu mengeluarkan biaya penitipan.
Di Pegadaian contohnya, biaya penitipan emas selama setahun sebesar Rp30 ribu. Sedangkan di Safe Deposit Box (SDB) milik bank, berkisar Rp100 ribu-1,5 juta per bulan.
Baca Juga: Investasi Emas di Tokopedia dan Bukalapak, Mana yang Lebih Murah?
Cara Bedakan Emas Asli dan Palsu
Cara membedakan emas asli dan palsu
Setelah mengetahui biaya-biaya investasi emas, Anda juga harus memahami cara membedakan mana emas asli atau palsu. Antara lain sebagai berikut:
- Amati fisik emas
Paling kentara membedakan emas asli dengan yang bodong adalah dengan melihat fisiknya. Pada emas batangan contohnya, biasanya emas asli akan nampak cap yang menunjukkan kadar emas. Umumnya pakai saturan karat, seperti 10K, 18K atau 24K. Ada juga yang menggunakan satuan fineness.
- Gosok emas
Cara membedakan berikutnya dengan menggosok emas di telapak tangan atau telunjuk. Kalau digosok, warnanya pudar atau berubah, berarti itu emas palsu. Jika sebaliknya, menandakan emas asli.
- Gigit emas
Menguji keaslian emas bisa juga dengan cara menggigit permukaan emas. Apabila bekas gigitan Anda tertinggal di sana, berarti emas asli. Sebab, semakin tinggi kadar karat emas, maka emas jadi makin lunak.
- Gores emas di kertas atau keramik
Coba goreskan emas ke keramik atau kertas. Bila tidak meninggalkan bekas atau goresan, maka emas tersebut asli. Tapi perlu diingat, pakai cara ini ternyata dapat merusak emas.
- Teteskan cairan asam nitrat
Cairan asam nitrat ternyata dapat mengenali apakah emas asli atau palsu. Jika tidak berubah warna, pertanda itu emas asli. Namun jika berubah warna menjadi hijau, berarti logam tersebut adalah besi yang dilapisi emas.
Bila berubah menjadi kuning, berarti kuningan yang dilapisi emas. Nah kalau menjadi warna susu, berarti perak yang dilapisi emas. Hati-hati ya dalam bereksperimen, karena cairan asam ini cukup berbahaya bagi tubuh.
Masih Ragu Investasi Emas?
Kondisi ekonomi global dan dalam negeri masih dilanda ketidakpastian. Tapi jangan sampai mengganggu rencana investasi Anda. Emas menjadi instrumen investasi paling aman saat ini. Plus menguntungkan. Jadi tunggu apalagi? Selamat berinvestasi.
Baca Juga: Harga Emas Lagi Mahal, Waktunya Jual atau Beli?